BATAM (HAKA) – Sejumlah pejabat penting di Provinsi Kepri hadir dalam acara doa 40 hari meninggalnya Hj Rekaveny Soerya, istri dari Ketua PDIP Provinsi Kepri, Sabtu (4/3/2017) di Duta Mas, Batam Center. Tampak hadir Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Kapolda Kepri Irjen Polisi Sam Budigusdian, Sekdaprov Kepri H TS Arif Fadillah, Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah, Bupati Karimun Aunur Rafiq, mantan Pejabat Gubernur Kepri Nuryanto, mantan Kapolda Kepri Irjen Arman Depari, dan mantan Bupati Bintan Ansar Ahmad.
Soerya dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang menghadiri doa 40 hari tersebut. Menurut Soerya, dia dan keluarga senantiasa memohon doa agar almarhumah diterima di sisi Allah SWT. Menurut Soerya, agama senantiasa mengajarkan manusia untuk ikhlas menerima cobaan dari Allah. Meski sangat ikhlas dengan kepergian almarhumah, Soerya mengakui dirinya dan keluarga merasa sangat kehilangan.
“Di satu sisi kami mengikhlaskan. Tapi di sisi lain kami merasa almarhuman terlalu cepat meninggalkan kami,” kata Soerya.
Soerya mengutip tulisan Khalil Gibran, tentang memaknai seorang ibu, seorang perempuan. Wanita dibuat dari tulang rusuk pria. Bukan dari kepala. Karena kalau dari kepala dia akan sewenang wenang terhadap suami. Bukan juga dari kaki nya. “Tapi dari tulang rusuk. Supaya dekat dengan lengannya untuk dilindungi. Dekat dengan hatinya untuk dicintai,” kata Soerya.
Pada kesempatan itu, Gubkepri Nurdin Basirun, mengajak keluarga dan segenap masyarakat untuk membalas cinta dan sayang almarhumah Hj Rekaveny binti Fadli Gatam serta selalu mendoakannya. Apa yang dilakukan almarhumah semasa hidupnya, kepeduliannya terhadap masyarakat dapat dijadikan teladan.
“Dia menjadi suri tauladan yang membaktikan diri di negeri ini,” ujar Nurdin.
Nurdin mengajak semua yang hadir untuk mengambil iktibar terhadap peristiwa ini. Empat puluh hari yang dilalui terasa sangat cepat. “Sejak wafat hingga hari ini, tak putus-putus yang mendoakan almarhumah, menyedekahkan Yasin,” ujarnya, sembari mengajak Soerya untuk terus memberikan tenaga waktu dan pemikiran bersama-sama membangun Kepri.
Mantan Bupati Bintan, Ansar Ahmad mengisi tausiah pada kesempatan itu. Menurut mantan Bupati Bintan ini kehidupan seperti lampu minyak tanah. Kalau hari ke hari lampu itu hidup minyaknya berkurang. Kalau habis mati lampu itu. Ketika Allah menghendak, tak ada yang bisa mengintervensi.
“Kematian adalah ujian, ikhtibar bagi kita yang masih hidup,” kata Ansar. (red/humas pemprov)