Site icon Harian Kepri

5 Orang Meninggal Karena Hepatitis Akut, Dinkes Kepri Lakukan Langkah Antisipasi

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Kepri, M Bisri-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Sejak hepatitis akut dilaporkan pertama kali terjadi di Indonesia pada 27 April 2022 lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, terdapat 15 pasien lagi yang diduga mengalami penyakit tersebut.

Juru Bicara Kemkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, bahwa dari 15 pasien yang menderita hepatitis akut itu, 5 di antaranya meninggal. Meskipun demikian, para pasien itu sebagian besar masih dalam status suspek.

“Hanya empat yang bisa sebagai pending klasifikasi yang lain masih suspek karena masih belum ada hasil labnya,” katanya dilansir dari Tempo.co, Rabu (11/5/2022).

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri, M Bisri, menyampaikan, bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipasi, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut.

“Yakni melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit di semua kabupaten/kota untuk melakukan surveilans pengumpulan data, dan melaporkan segera apabila pihak rumah sakit menemukan kasus hepatitis akut,” jelasnya.

Kemudian, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kemenkes terkait perkembangan kasus tersebut. Kemudian, juga menerbitkan Surat Edaran (SE) yang intinya meminta agar seluruh pemerintah daerah di Provinsi Kepri dapat meningkatkan fasilitas kesehatan di daerahnya.

“Agar dapat mewaspadai lebih dini dalam penemuan kasus hepatitis akut yang sekarang belum diketahui etiologinya,” kata Bisri.

Bisri juga dalam kesempatan itu juga menyatakan, sejak pertama kali dilaporkan pada 27 April 2022 lalu, pihaknya belum menemukan kasus hepatitis akut di Provinsi Kepri.

Meskipun begitu, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan tetap tenang dengan melakukan tindakan pencegahan. Seperti, mencuci tangan, mengonsumsi makanan dan minuman yang matang dan bersih, dan tidak bergantian menggunakan alat makan.

“Sama juga dengan pencegahan penularan Covid-19, dengan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker dan menjaga jarak,” jelasnya.

Dia menjelaskan, penyakit hepatitis akut ini oleh WHO telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyerang anak-anak. Gejala dari penyakit ini sendiri yakni, berupa peningkatan enzim hati, penyakit kuning akut, nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah.

Selama ini lanjutnya, sudah ada penyakit hepatitis dengan tipe A,B,C dan D. Namun, penyakit tersebut, tidak sampai langsung menyebabkan kondisi kronis kepada pasiennya.

“Tapi yang sekarang ini bisa menyebabkan meninggal dunia dengan cepat, karena langsung menyerang liver. Ini yang belum diketahui hepatitis jenis dan tipe apa. Dan masih diteliti oleh WHO,” terangnya.

Adapun upaya pencegahan, penyakit ini sambungnya, yaitu, dengan gaya hidup sehat terutama makanan. Karena menurutnya, penularan penyakit ini lebih mudah dari Covid-19.

Seperti dari sentuhan, keringat, benda yang kita pegang, kemudian makanan yang dipegang langsung oleh penjualnya itu bisa menular.

“Termasuk gelas, piring dan sendok di tempat penjual makanan yang tidak benar-benar membersihkannya. Kita juga harapkan, para penjual ini ketika menyajikan makanan gunakanlah sarung tangan dan selalu mencuci tangan,” pesannya.(kar)

Exit mobile version