Rahma dan Endang berdiri di mobil pikap sambil melambaikan tangan kepada sejumlah pelajar dan masyarakat yang turut menyaksikan arak-arakan tersebut.
Turut di belakangnya, sejumlah pejabat pemko dan para peserta kirab dari berbagai unsur. Menariknya lagi, para petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turut mengikuti arak-arakan dengan menumpang kendaraan roda empat milik DLH.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Riono menyampaikan, sedikitnya ada sekitar 500 petugas kebersihan yang mendapatkan bonus tersebut.
“Dari DLH ada 409 orang. Belum lagi dari Perkim dan Setdako. Mungkin ada sekitar 500 orang yang dapat,” imbuhnya.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya juga mendatangkan mesin destilator. Mesin ini bisa mengolah sampah plastik seberat 10 kilogram menjadi 6 liter solar, 2 liter bensin dan 1,5 liter minyak tanah.
“Tapi ada juga sampah plastik yang tak bisa diolah menjadi BBM. Solusinya nanti akan diolah menjadi paving block. Mesin untuk paving block sudah ada,” terangnya.
Namun demikian, ia belum bisa menjelaskan secara rinci kapan mesin destilator seharga sekitar Rp 70 juta tersebut akan tiba ke Tanjungpinang.
Menurutnya, di daerah Jawa sudah menggunakan mesin ini sebagai pengolahan BBM dan pengurangan sampah sejak tahun 2009 lalu.
“Insya allah metode ini bisa mengurangi volume sampah,” terangnya.
Sebab kata dia, TPA yang ada di Jalan Ganet sudah mulai banyak tumpukan sampah. Ia memprediksi hanya bertahan hingga 8 tahun ke depan.
“Nanti ketika sudah berhasil mengolah BBM, akan regulasinya dalam Perda. Apakah dijual ke lingkungan sekitar atau digunakan untuk BBM alat berat pengangkut sampah yang ada di TPA,” tukasnya. (adv)