Hariankepri.com – Tahun 2017 menjadi tahun yang berat bagi Pemerintah Kepulauan Riau, yang dinakhodai Nurdin Basirun. Mengapa tidak?. Belum lagi beres urusan pembangunan, pemerintahan dan kesejahteraan rakyat, Nurdin yang hanya didampingi Sekdaprov Arif Fadillah, harus berhadapan dengan kenyataan pahit pertumbuhan ekonomi Kepri yang menyentuh angka 1,4%.
Kondisi ini pun membuat Nurdin dan Arif panen kritikan, meskipun ada juga yang tetap membela Gubernur dan Sekdaprov Kepri tersebut.
Bagaikan pepatah, “Anjing Mengonggong Kafilah Berlalu”, Nurdin tetap pada relnya sebagai kepala daerah, yang tujuannya menjalankan visi misi pembangunan.
Perlahan tapi pasti, perubahan demi perubahan pun makin terlihat. Terutama di beberapa wilayah, termasuk di pusat kawasan pemerintahan Kepri, Pulau Dompak.
Untuk memperbaki pertumbuhan ekonomi, Pemprov Kepri atas komando Nurdin Basirun, mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro dunia usaha dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus menggesa pembangunan infrastruktur.
Gubernur juga memiliki konsep untuk perbaikan ekonomi di Kepulauan Riau, pemerataan pembangunan, sehingga tidak bergantung ke Batam. Setiap kabupaten dan kota harus bisa berkontribusi kepada perputaran ekonomi di Kepri. Jadi, ketika ekonomi Batam merosot, daerah lain masih bisa menjaga ekonomi Kepri tetap stabil.
Hal ini pun terungkap dalam wawancara khusus Sekda Prov TS Arif Fadillah dengan hariankepri.com, Selasa (23/01/2018). Didampingi Kepala Biro Pembangunan, Aries Fhariandi, Arif memaparkan konsep pembangunan di Kepri dan ide-ide brilian Gubernur Kepri, Nurdin Basirun.
Arif menjelaskan, gubernur memiliki konsep pengembangan Dompak yang luar biasa, kendati anggaran yang terbatas. Mulai dari pintu masuk ke Kantor Pemerintahan Dompak, Gapura, Jembatan, Mesjid Raya, Tugu, Stadion Dompak, dan ke depan Tugu yang lainnya akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga menggunakan dana CSR.