BINTAN (HAKA) – Daeng M Yatir Wakil Ketua Komisi I DPRD Bintan hanya geleng-geleng kepala, ketika mengetahui para Tenaga Kerja Asing (TKA) tanpa memiliki Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) dari pengusaha, bisa mondar-mandir hingga saat ini. Tapi, Yatir tak bisa leluasa mempertanyakan TKA yang diperiksa, kemudian kembali bekerja di Club Med Resort Lagoi.
“Aneh aja… kok TKA yang jelas-jelas ilegal karena tak memiliki IMTA, tapi masih mondar-mandir dari Kantor Imigrasi ke Club Med Lagoi. Itu kan jaraknya jauh. Kalau tak diperiksa, berarti TKA ilegal itu bekerja di Club Med itu,” kata Yatir, Jumat (20/1).
Daeng M Yatir mengingatkan, pihak Imigrasi dan pemerintah serta pihak terkait jangan hanya menjalankan fungsi mengawasi, terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA). Tapi, harus menjalankan dan tegakan hukum terhadap TKA ilegal.
Karena pengalihan kewenangan, Deng M Yatir mengatakan, dewan maupun kepala daerah dan perangkat daerah, hanya bisa mengawasi dan menerima laporan dari Imigrasi, terhadap penanganan TKA Club Med, yang tidak dilengkapi IMTA dari pengusaha itu. Tapi seharusnya, para TKA itu diberikan sanksi hukum.
“Sekarang ini, kami cuma memantau pemeriksaan 41 TKA Club Med, yang itu tidak disertai penahanan itu,” tambahnya.
“Kemudian, TKA itu dikembalikan lagi ke Club Med, kalau pemeriksaan di Kantor Imigrasi selesai,’ sambungnya.
Logikanya, lanjut Daeng M Yatir, selama pemeriksaan itu, para TKA ditahan. Karena tidak IMTA. Selain itu, para TKA sudah lama bekerja di Club Med, ada yang 3 bulan dan ada pula yang lebih dari 3 bulan. Padahal, TKA masuk ke Indonesia (Bintan), menggunakan paspor berkunjung.
“Kalau di luar negeri, mereka sudah ditangkap dan tahan. Ya, di negara kita pun, harusnya TKA di Club Med Lagoi itu diberi sanksi atau dikembalikan ke negara asalnya. Ini kok masih mondar-mandir, selama diperiksa. Sudah hampir empat hari kan pemeriksaannya,” tutur Daeng M Yatir.
“Karena ini wewenang Imigrasi, kita cuma mantau dari jauh saja,” tutupnya. (eci)
