TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, kembali meraih Piala Adipura untuk yang ke 14 kalinya di tahun ini.
Selasa (15/1/2019), piala ini pun seperti biasa, diarak di sepanjang jalan protokol Kota Tanjungpinang, mulai dari Bandara RHF hingga Laman Boenda, Tepilaut.
Iring-iringan mobil dipimpin oleh Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul yang diikuti oleh mobil seluruh kepala OPD di belakangnya.
Ironisnya, penyambutan iring-iringan Piala Adipura ke 14 ini melibatkan pelajar SD dan SMP yang rela berpanas-panasan di pinggir jalan saat jam pelajaran berlangsung, demi menunggu piala tersebut lewat.
Politisi Hanura, Abang Ibrahim menilai, apa yang dilakukan pemko dalam memyambut Piala Adipura ini terlalu berlebihan.
“Sangat lebay. Coba ditanya apa itu adipura ke anak-anak SD belum tentu mereka tahu,” ujar pria yang lebih akrab disapa Ucok Pelasah ini kepada hariankepri.com.
Ia menegaskan, ada yang lebih penting dari sekedar membawa piala Adipura ini, yakni bagaimana mensejahterakan para petugas kebersihan tersebut.
“Pikirkan bagaimana kesehatannya, pendidikan anak-anaknya, dan yang lainnya,” saran Ucok.
Ia juga mengingatkan, bahwa kebersihan itu berkesinambungan. Bukan di saat tim penilai datang, lalu semua mendadak bersih.
“Menurut saya pemerintah harus bisa bersinergi dengan masyarakat dalam manajemen lingkungan, agar bersih, teduh dan nyaman. Bukan sekedar piala yang dipertontonkan kepada anak SD di pinggir jalan,” ketusnya.
Lebih jauh Ucok menegaskan, bahwa raihan Piala Adipura bukanlah satu prestasi.
“Adipura tidak bisa dijadikan tolak ukur bersih dan teduhnya suatu daerah,” tukasnya.
Ucok juga menambahkan, bahwa Tanjungpinang sudah yang kesekian kalinya mendapat Adipura, namun belum terlihat perubahan yang signifikan.
“Ada nggak peningkatannya dari awal dapat sampai sekarang?” tanya Ucok mengakhiri. (arp)