TANJUNGPINANG (HAKA) – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Nurdin Basirun menjelaskan alasannya, mengapa dilaksanakan job fit bagi 11 pejabat eselon II Pemerintah Provinsi Kepri. Menurut Nurdin, job fit itu dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja ke-11 pejabat tersebut selama lima tahun terakhir.
“Kan mereka sudah lima tahun menjabat, jadi kita evaluasi balik. Tujuannya untuk melakukan pembinaan agar kinerjanya semakin lebih baik,” ujarnya, Rabu (27/2/2019).
Nurdin tak menampik, setelah pelaksanaan job fit bakal ada beberapa pejabat yang dimutasi. Namun ia meminta, rotasi itu jangan diartikan sebagai sebuah bentuk hukuman. Tapi sebaliknya dapat menjadi motivasi bagi pejabat tersebut untuk mengembangkan karirnya.
“Karena kalau dirotasi paling hanya meja saja yang berganti. Tapi tetap di (kantor) Provinsi Kepri,” sebutnya.
Ia pun berpesan kepada pejabat yang mengikuti job fit tersebut untuk tidak resah. Karena diakuinya, pasca pelaksanaan job fit itu beberapa pejabat eselon II merasa resah karena khawatir terkena rotasi. Nurdin pun meminta, apapun hasil dari job fit itu nantinya dapat diterima dengan lapang dada.
“Tak usahlah sampai resah. Karena (isu) rotasi kita sampai macam nak kiamat dunia,” tuturnya.
Mengenai hasil job fit itu sendiri, Nurdin menyampaikan sejauh ini ia masih mempelajarinya. Nurdin belum bisa memastikan kapan hasil itu akan diumumkan kepada publik.
“Saya mesti bicarakan dulu dengan Wagub dan Sekda. Karena sayakan tidak bisa kerja sendiri,” pungkasnya.
Sebelumnya Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdprov) Kepri TS Arif Fadillah menyampaikan, pelaksanaan job fit terhadap 11 pejabat eselon II Pemprov Kepri merupakan kebijakan Gubernur Kepri Nurdin Basirun, selaku Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di lingkungan Pemprov Kepri.
“Ini (job fit) kebijakan kepala daerah. Karena kepala daerah menginginkan komitmen kerja dari staf. Maka dari itu perlu dilakukan job fit,” ujarnya waktu itu.(kar)