TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, dan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepri, melakukan kegiatan rembuk bersama aparatur kelurahan dan desa tentang literasi informasi dengan tema “Saring sebelum Sharing”, Senin (8/4/2019) di Hotel Aston.
Dalam kegiatan ini, hampir seluruh lurah yang ada di Tanjungpinang dan Babinkamtibmas, perwakilan organisasi wartawan serta stakeholder lainnya hadir dalam acara tersebut.
Ketua FKPT Kepri, Reni Yusneli mengatakan, kemajuan teknologi dan peran media sangat berpengaruh merubah persepsi publik, selain itu, media juga menjadi sebuah kebutuhan dasar.
“Begitu luas kebutuhan masyarakat sehingga terkadang yang salah pun bisa dipercaya, dan yang benar bisa jadi abu-abu,” ucapnya.
Ia juga berpesan kepada jurnalis harus berhati-hati, karena semakin sering berita dimunculkan, maka akan mempengaruhi keputusan politik untuk bisa merubah sebuah kebijakan.
“Dengan berita tidak benar bisa membuat paham radikal berkembang,” ujarnya.
Menurutnya, kelompok radikalisme dan terorisme memanfaatkan kemajuan teknologi. Beragam isu bisa menjadi sebab berkembangnya kelompok radikalisme, ditambah lagi aksi-aksi yang mengarah ke radikal.
Perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Letkol Laut Setyo Pranowo yang juga sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pencegahan terorisme, vaksin positif kepada aparat yang bersangkutan.
“Walaupun mereka sudah paham, maka kami tetap mendoktrin bagaimana agar mereka bisa menyampaikan, dan berdiskusi dengan masayarakat dengan baik dan benar tentang penanggulangan terorisme dan radikalisme ini,” ungkapnya.
Menurutnya, di Kepri ini khususnya di Tanjungpinang, suasananya sungguh terlihat kondusif terutama dari segi tindak pidana.
“Cuma kita harus tetap waspada untuk menjaga daerah ini terutama mencegah adanya terorisme dan radikalisme,” pungkasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa ciri-ciri orang yang terpapar radikal, yakni memiliki sifat intoleran, fanatik, eksklusif dan anarkis.
“Untuk itu, peran keluarga juga harus saling menjaga terhadap radikal dan terorisme ini,” ucapnya.(zul)