TANJUNGPINANG (HAKA) – Plt Gubernur Kepri buka suara, soal polemik 12 proyek strategis yang dihapus pada APBD tahun anggaran 2019.
Ia menyatakan, dihapusnya proyek itu, karena anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan proyek-proyek itu tidak sampai rampung.
Kata Isdianto, anggaran yang dialokasikan hanya untuk penyelesaian sebagian dari total keseluruhan proyek tersebut. Sehingga ia khawatir, jika dipaksakan, pada tahun anggaran selanjutnya proyek itu tidak sepenuhnya rampung dan akhirnya mangkrak.
“Itu juga sudah berdasarkan perhitungan yang matang dari kita. Karena percuma saja kalau setengah-setengah,” katanya, usai memimpin rapat rutin OPD di Kantor Gubernur, Pulau Dompak, beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan, seperti pembangunan Jembatan Marok Tua, Kabupaten Lingga yang pembangunannya harus ditunda di tahun anggaran 2019 ini.
Penyebabnya kata dia, anggaran yang dialokasikan untuk salah satu proyek strategis itu terbilang cukup kecil. Hanya, untuk pengerjaan tiang. Sedangkan untuk struktur lainnya rencananya baru diangggarkan di APBD 2020.
“Kita khawatir kalau-kalau setengah-setengah nanti tidak selesai. Karena itu kita tunda dulu, setelah kita hitung di 2020 ini ternyata ada anggarannya. Sudah kita alokasikan Rp 15 miliar, (anggaran) itu untuk sampai selesai,” jelasnya.
Diketahui, pada Senin (28/10/2019) lalu Plt Gubernur Kepri Isdianto sempat mengeluarkan statement yang mengundang polemik. Ketika itu ia menyatakan, alasan dihapusnya 12 proyek strategis senilai Rp 24,7 Miliar, yang digagas oleh Gubernur Kepri non aktif Nurdin Basirun pada tahun anggaran 2019. Karena menurut perhitungannya tidak terlalu bermanfaat bagi masyarakat.
“Dampaknya tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, kami ganti dengan kegiatan lain sesuai dengan keinginan masyarakat,” ujarnya ketika itu.(kar)