PENJABAT Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, resmi diamanahkan kepada Bahtiar Baharuddin, oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian.
“Kita ke masjid terlebih dahulu. Setelah itu lanjut agenda Batam sebelum kembali ke Tanjungpinang.”
Ucapan itu keluar dari Bahtiar Baharuddin (BB), usai berkunjung ke salah satu kantor media di Batam, beberapa waktu lalu.
Hari itu, baru 48 jam Bahtiar diamanahkan jabatan sementara untuk menakhodai Kepri. Lelaki kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini pun bersilaturahmi dengan berbagai kalangan di Kepri. Termasuk dengan para calon gubernur yang berkontestrasi.
Bahtiar mulai akrab dengan perjalanan laut Tanjungpinang-Batam. Pulang pergi. Sampai malam pun aktivitas di Batam, dia tetap kembali ke Tanjungpinang. Walau di pagi hari esoknya masih ada agenda di Batam.
Barangkali, dalam pelayaran malam itu, Bahtiar menikmati semilir angin yang memberinya banyak inspirasi untuk Kepri.
Waktu yang diamanahkan kepada Bahtiar memang tidak lama. Hanya 72 hari sejak 26 September 2020. Dengan beberapa misi besar di antaranya, menekan angka Covid-19 dengan sukses penanganan dan memutus mata rantai sebarannya.
Misi lainnya adalah, menyukseskan pilkada dan kembali menggairahkan kehidupan ekonomi di Kepri.
“Silakan membuka usaha kembali, tapi tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. Dengan disiplin yang kuat. Bersama kita memutuskan mata rantai sebarannya,” kata Dirjen Polpum Kemendagri ini.
Di Kepri, selain kontestasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, ada juga pilkada untuk 5 kabupaten kota. Karena itu, suami Hj Sofa Marwah ini mengajak komitmen bersama semua pihak, untuk menggelorakan Pilkada Sehat 2020.
Dukungan itu yang dikomunikasikan Bahtiar ke berbagai pihak. Bahtiar misalnya mulai bersilaturahmi ke Kapolda Kepri, Kepala BIN Kepri, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri dan Danrem 033 WP Kepri. Bahtiar juga berkunjung ke Danlantamal Tanjungpinang, Kepala Bakamla, serta Danguskamla Armabar.
Demikian juga komunikasi dengan penyelenggara pemilihan kepala daerah. Bahtiar pun membangun komitmen bersama KPU dan Bawaslu, agar prosesi pilkada hingga penetapan pemenang patuh dengan protokol kesehatan.
“Alhamdulillah semua bersepakat mendukung dan menyukseskan Pilkada Sehat 2020,” kata Bahtiar.
Bahtiar bersyukur dan berterima kasih dengan dukungan tersebut. Dia pun berharap, dukungan dari seluruh masyarakat Kepri. Untuk patuh dan menjalankan dengan disiplin protokol kesehatan. Menjaga jarak, menggunakan masker dan selalu mencuci tangan.
“Patuh dan disiplin ini sebagai bentuk kita saling menyayangi. Saya sangat sayang dengan masyarakat Kepri. Karena itu semua harus saling mendukung,” kata bapak dua anak ini.
Sebagai bentuk sayangnya, Bahtiar pun menyosialisasikan praktik-praktik untuk patuh dengan protokol kesehatan dengan berbagai cara.
Termasuk menyukseskan pilkada. Juga terus menggerakkan ekonomi. Berbagai media dimanfaatkan untuk menyosialisasikan itu. Baik sasaran kaum milenial, juga berbagai kelompok masyarakat lainnya.
“Itu semua untuk menjaga. Karena kalau sudah terpapar, akan menganggu banyak hal. Termasuk ekonomi,” kata Bahtiar.
Tak hanya kepada masyarakat, Bahtiar malah menyampaikan pesan pesan tentang sanksi tegas untuk pegawai dan karyawan pemerintah daerah jika mereka melibatkan diri dalam pilkada. Intinya, mereka semua harus netral. Netralitas ASN adalah kewajiban.
“Sanksinya tegas. Karena itu fokuslah melayani rakyat bukan sibuk dengan kontestasi kepala daerah,” pesan Bahtiar.
Tak hanya koordinasi dan komunikasi dengan kalangan di Kepri, Bahtiar pun terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Semuanya dalam upaya menyukseskan pilkada dan memulihkan ekonomi di Kepri.(kar/humas pemprov)