TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri, Moch Bisri menyampaikan, sejak wabah Covid-19 masuk ke Provinsi Kepri pada Maret lalu. Pihaknya, telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 27 miliar untuk melakukan swab terhadap 30 ribu penduduk Provinsi Kepri.
“Untuk satu kali swab itu biayanya Rp 900 ribu, jika dikalikan 30 ribu penduduk artinya kita sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp 27 miliar,” katanya, Selasa (20/10/2020).
Bisri melanjutkan, merujuk dari angka tersebut, jika ada keinginan dari sebagian pihak yang menginginkan swab massal, maka hal itu tentunya cukup memberatkan APBD Kepri.
Karena dari perhitungannya, biaya yang dibutuhkan untuk melakukan swab massal terhadap 2 juta penduduk Kepri, anggarannya bisa mencapai Rp 1,8 triliun.
“Kekuatan anggaran kita sangat tidak memadai untuk melakukan swab massal. Bahkan, jika biaya swab di-breakdown sampai Rp 700 ribu, anggaran yang dibutuhkan untuk swab massal di Provinsi Kepri masih berkisar pada angka Rp1,4 triliun,” paparnya.
Ia meneruskan, untuk menyikapi keterbatasan anggaran itu. Pihaknya berencana, akan menggunakan metode WHO.
Yakni, dengan melakukan swab terhadap 10 persen jumlah penduduk di daerah yang padat pemukiman. Melalui metode ini, ujarnya bisa menggambarkan tingkat persentase penularan virus Covid-19 di kawasan tersebut.
“Jika kita bisa melakukan swab massal terhadap 200 ribu orang atau 10 persen dari jumlah penduduk, tentu kita bisa mengukur tingkat penyebaran Covid-19 di Provinsi Kepri. Kalau biaya satu kali swab Rp 900 ribu membutuhkan anggaran Rp180 miliar. Kemudian apabila di-breakdown Rp700 ribu butuh Rp140 miliar,” jelasnya.(kar)