TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, pada September 2022 lalu, Provinsi Kepri mengalami inflasi sebesar 1,06 persen.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus menyampaikan, inflasi yang terjadi di Kepri tersebut, merupakan imbas dari kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh Pemerintah Pusat pada 3 September 2022 lalu.
“Pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,08 di Kota Batam, dan 0,92 di Kota Tanjungpinang, dari gabungan kedua kota itu, secara keseluruhan inflasi yang terjadi di Kepri pada September 1,06,” katanya dalam konferensi pers yang dilansir dari YouTube BPS Kepri, pada Selasa (4/10/2022).
Dia menjelaskan, kelompok tertinggi penyumbang inflasi di Kepri yakni dari sektor transportasi, dengan andil sebesar 0,88 persen.
“Dampak kenaikan BBM itu tentunya akan langsung memengaruhi kenaikan harga di kelompok transportasi,” jelasnya.
Selanjutnya, sambung dia, kelompok lain yang menjadi andil penyumbang inflasi di Kepri, di antaranya, pendidikan sebesar 0,08 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,01 persen, makanan minuman dan tembakau sebesar 0,08 persen, perumahan air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,01 persen.
Disampaikannya juga, jika dibandingkan dengan 24 kota di Sumatera, Kota Batam menduduki peringkat 10 yang mengalami inflasi tertinggi di Sumatera.
“Sedangkan Kota Tanjugpinang berada di peringkat ke-16 dari 24 kota di Sumatera,”sebutnya.(kar)