TANJUNGPINANG (HAKA) – Kunjungan Kerja (kunker) Komisi VIII DPR RI di Pulau Bintan sepanjang Selasa (11/10/2022) dimanfaatkan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan aspirasi.
Salah satu yang menjadi fokus aspirasi Gubernur Ansar adalah, soal peningkatan status STAIN Sultan Abdurrahman menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
“Kenaikan status ini demi generasi muda di Kepri yang ingin memperdalam ilmu agama Islam secara akademis,” katanya saat melakukan pertemuan dengan Komisi VIII DPR RI di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang.
Aspirasi itupun direspon positif oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tb Ace Hasan Syadzily. Politisi Partai Golkar itu berjanji, akan segera membahasnya dalam rapat kerja bersama Kementerian Agama.
“Soal STAIN Sultan Abdurrahman akan kita perjuangkan untuk dinaikkan statusnya, dan kita harapkan bisa menjadi pusat studi Islam Melayu yang terkemuka di Asean,” tuturnya.
Menurutnya, harapan itu bukanlah suatu hal yang berlebihan. Karena, Provinsi Kepri yang kental budaya Melayu, telah menjadi salah satu tempat berkembangnya ajaran agama Islam di Kawasan Asia Tenggara.
“Saya menyebutnya, the origin of Islamic Melayu itu, ya ada di Kepulauan Riau ini,” jelasnya.
Atas kondisi itu jugalah kata dia, kehadiran IAIN di Kepri menjadi suatu kebutuhan yang objektif. Apalagi, Kepri yang berstatus sebagai provinsi, sampai saat ini belum memiliki perguruan tinggi agama Islam setingkat IAIN.
“Seharusnya memang Kepri ini sudah memiliki IAIN ya. Karena hampir semua provinsi di Indonesia sudah memiliki perguruan tinggi Islam setingkat IAIN bahkan ada yang UIN,” pungkasnya.(kar)
