TANJUNGPINANG (HAKA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) tentang pengendalian inflasi daerah, Senin (6/3/2023).
Rapat yang digelar secara virtual ini diikuti oleh seluruh kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun wali kota, beserta pimpinan lembaga dan kementerian terkait.
Dalam rapat, Tito mengapresiasi pemerintah daerah yang mampu menjaga inflasi di daerah. Namun, dirinya juga menyoroti daerah-daerah yang angka inflasinya cukup tinggi, hingga Februari 2023.
“Yang tertinggi untuk kelompok provinsi, yakni Aceh di angka 6,71 persen. Untuk kabupaten, adalah Kabupaten Kota Baru mencapai 7,88 persen. Padahal sebelumnya kabupaten ini terjaga bagus,” ungkapnya.
Lalu sambung Tito, untuk tingkat kota, yang tertinggi inflasinya adalah Kota Bukit Tinggi di angka 7,37 persen. “Kota ini perasaan saya sudah beberapa kali angka inflasinya tinggi,” ujarnya.
Ke depan Tito meminta tim dari Kementerian Dalam Negeri, agar turun ke Kota Bukit Tinggi, untuk mencari tahu apa penyebab inflasinya selalu tinggi.
“Apakah masalahnya di-supply, ataukah masalah demand yang sangat tinggi?, atau ada mismanajemen?,” ucapnya setengah bertanya.
Tito juga menyampaikan penghargaan kepada Pemprov, Pemko dan Pemkab yang mampu menjaga angka inflasi. Untuk provinsi yang terendah, adalah Papua di angka 5,05 persen.
“Kemudian Kabupaten Merauke di angka 4,15 persen. Terima kasih untuk kabupaten ini yang mampu menjaga inflasi terendah,” imbuhnya.
Selanjutnya, sambung Tito, ada Kota Tanjungpinang yang juga mampu menjaga inflasi terendah dan terkendali. Saat ini angkanya di 4,69 persen.
“Terima kasih untuk Ibu Rahma. Dalam catatan kami Kota Tanjungpinang, mampu mengendalikan inflasi. Saya paham ini kerja keras semua. Sekali lagi terima kasih banyak,” ucap Tito.
Dalam data yang dipaparkan pada rakor tersebut, Kota Tanjungpinang berada di
peringkat tujuh terendah, di bawah Kota Semarang 5,29 persen, Gunungsitoli 5,22 persen, Kota Jayapura 5,20, dan Kota Pangkal Pinang 4,92.
Selanjutnya ada Kota Samarinda di angka 4,91 persen, Kota Manado 4,83 persen, dan di urutan ketujuh ada Kota Tanjungpinang di angka 4,69 persen.
Wali Kota Tanjungpinang, Rahma yang ikut hadir dalam rakor ini mengucap syukur, karena pengendalian inflasi di Tanjungpinang dapat terjaga dengan baik.
Menurutnya, ini juga tidak terlepas dari peran banyak pihak, baik itu pemerintah daerah, TNI Polri, satgas pangan, para pedagang, dan masyarakat Tanjungpinang sebagai konsumen.
“Kami rutin memantau segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan pokok, stok bahan pangan, berikut harga-harganya. Alhamdulillah, dampaknya sangat baik untuk menjaga inflasi,” tukasnya. (zul)