LINGGA (HAKA) – Berkunjung ke Lingga, belum lengkap rasanya jika tidak mampir ke Desa Resun, Kecamatan Lingga Utara yang identik dengan potensi wisatanya.
Di desa ini ada air terjun Resun yang indah. Resun juga memiliki sejumlah tradisi yang masih lestari. Ada Ratif Saman, ada Mandi Safar, dan tradisi lainnya. Resun juga merupakan desa wisata di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
Destinasi Air Terjun Resun ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal, maupun yang berasal dari luar provinsi Kepri bahkan mancanegara.
Selain sebagai objek pariwisata, air terjun ini juga menjadi sumber air, yang selalu diandalkan oleh warga desa Resun kecamatan Lingga.
Air terjun Resun memiliki keindahan panorama yang menakjubkan. Suasananya yang segar dan asri, juga kesegaran air yang jernih. Sehingga membuat pengunjung tertarik untuk mandi di air terjun ini.
Pemandangan di sekitar air terjun dikelilingi pohon-pohon yang rindang. Tak hanya itu, air terjun Resun ini memiliki lima tingkatan air terjun yang membuatnya menjadi semakin menarik untuk dikunjungi.
Dalam kawasan Air Terjun Resun, terdapat kolam-kolam yang terbentuk dari cekungan yang berada di dasar air terjun. Cekungan yang membentuk kola mini dapat dimanfaatkan pengunjung untuk mandi dan menikmati kesegaran air yang masih jernih.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Raja Hery Mokhrizal mengatakan, Air Terjun Resun menjadi salah satu daya tarik wisata di Kepri, yang telah ditetapkan Gubernur pada November tahun lalu.
“Karena pesonanya inilah Gubernur Ansar Ahmad menetapkan Air Terjun Resun sebagai salah satu daya tarik wisata,” terangnya.
Ia mengatakan, Air Terjun Resun masuk dalam surat keputusan tentang Destinasi Pariwisata, Kawasan Strategis Pariwisata dan Penetapan Daya Tarik Wisata di Kepulauan Riau dengan beberapa destinasi wisata lainnya di 7 kabupaten/kota di Kepri.
Untuk bisa sampai ke Air Terjun Resun, Hery menerangkan, traveler bisa menggunakan kapal dari Tanjungpinang menuju ke pelabuhan Pancur yang berada di kabupaten Lingga.
Setelah itu, dapat meneruskan perjalanan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor selama kurang lebih 30 menit, atau bisa juga menggunakan speed boat selama sekitar 20 menit.
“Selama perjalanan dengan speed boat, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hutan bakau yang indah,” tukasnya. (arp)