TANJUNGPINANG (HAKA) – Sejumlah masyarakat Tanjungpinang, mengeluh soal tagihan listrik pascabayar, yang tiba-tiba melonjak drastis pada pembayaran bulan Mei 2023 ini.
Keluhan tersebut diutarakan oleh Udin salah satu warga Tanjungpinang yang tinggal di sekitaran Batu 9. Ia menyebut, pemakaian listrik pada bulan April 2023 lalu, hanya membayar Rp 1,3 juta per bulan.
“Nah, tagihan bulan Mei tiba-tiba menjadi Rp 2,2 juta,” kata Udin, Kamis (8/6/2023).
Dia pun merasa heran dengan tagihan yang membengkak tersebut. Sebab, ia mengaku, tidak ada pemakaian daya listrik yang lebih pada bulan Mei 2023.
“Pemakaian biasa saja seperti bulan sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, prihal tersebut bukan hanya terjadi terhadap dirinya, bahkan beberapa tetangga dan rekan kerjanya juga mengalami hal yang sama.
“Seperti Rio teman saya, biasa Rp 500 ribu, namun naik Rp 1 juta, Ade biasa Rp 500 ribu jadi Rp 1 juta, Asri yang biasa Rp 1 juta kena Rp 4 juta,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, berdasarkan informasi dari rekan lain yang mengalami kenaikan listrik ini sudah melakukan komplain ke PLN Tanjungpinang, yang pada akhirnya diperbaiki tagihannya.
“Katanya ada kesalahan pencatatan, tapi pertanyaan saya kesalahannya kenapa bisa ramai gitu,” sebutnya.
Terpisah, Manajer ULP Bintan Center, Fauzi Anwar menegaskan, bahwasanya tarif listrik secara nasional tidak ada mengalami kenaikan hingga saat ini.
Oleh karena itu, kata dia, mengenai keluhan pelanggan tersebut, harus dicek terlebih dahulu oleh pihaknya, agar bisa mengetahui penyebabnya.
“Kami tidak bisa menduga-duga, saya harap warga bisa mengirim ID pelanggan untuk ditelusuri,” katanya, Kamis (8/6/2023) kepada hariankepri.com.
Fauzi menyebut, saat ini pencatatan meteran tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan petugas melakukan foto meteran yang langsung dimasukan ke aplikasi yang sudah ada.
“Tapi yang pastinya kita cek dulu. Bisa juga karena kerusakan, anomali di meterannya atau lainnya,” tukasnya.(zul)