BINTAN (HAKA) – Bupati Bintan Roby Kurniawan dan Wabup Ahdi Muqsith, menghadiri kegiatan disemenisasi audit kasus stunting semester I tahun 2023, di Aula Kantor Bupati Bintan, Rabu (20/9/2023).
Dialog antara dinas terkait dan tim teknis pakar kesehatan, serta sektor lintas Agama itu, dibuka secara resmi oleh Bupati Roby Kurniawan.
Roby mengatakan, stunting di Kabupaten Bintan menurun untuk tahun 2022 lalu. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kemenkes, dari 20 persen turun menjadi 17,8 persen.
Selain itu, ada juga data entri Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dilakukan oleh Puskesmas setiap bulannya. Yakni, dari angka stunting 5,23 persen tahun 2021 menjadi 3,46 persen di tahun 2022.
“Untuk data SSGI tersebut merupakan data dari semua indikator, mulai dari calon pengantin sampai ibu yang melahirkan anak stunting,” tuturnya.
Roby meminta dinas terkait, dan seluruh elemen masyarakat agar meningkatkan sinergitas untuk mencapai target percepatan penurunan stunting di wilayah Kabupaten Bintan.
Jika itu dilakukan dengan gotong royong, maka Pemkab Bintan optimis bahwa Bintan menjadi zero stunting ke depannya.
“Makna zero sendiri bukanlah tiada kasus stunting yang terjadi, melainkan tidak ada pertumbuhan kasus baru dan diiringi penurunan kasus yang ada,” tukasnya.
Kepala Dinas P3AP2KB Bintan, Aupa Samake menambahkan, dampak jangka pendek stunting adalah perkembangan serta kecerdasan otak anak, serta gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme.
Sedangkan dampak jangka panjangnya adalah, menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, sulit belajar, kekebalan tubuh lemah.
“Sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi, munculnya gangguan metabolik yang kemudian tidak memiliki daya saing dalam dunia kerja,” tutup Aupa. (rul)