TANJUNGPINANG (HAKA) – Medik Veteriner Muda pada Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang, Arlinda meminta seluruh masyarakat, agar waspada terhadap Virus Nipah yang sedang heboh belakangan ini.
Memang, kata Arlinda yang juga selaku Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Kota Tanjungpinang itu menyampaikan, di Indonesia termasuk Tanjungpinang penyakit tersebut belum terdeteksi.
“Namun virus nipah ini tetap harus diwaspadai,” katanya, Selasa (3/10/2023) kepada hariankepri.com.
Karena kata dia, virus nipah ini merupakan salah satu emerging zoonosis. Artinya, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
“Virus ini akan akan menyebabkan gangguan pada otak,” ucapnya.
Ia mengatakan, hewan liar kelelawar menjadi hospes alami, yang dapat menularkan virus ini baik ke hewan maupun ke manusia.
Arlinda merincikan, cara penularan virus nipah ini yakni, kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau sekresi kelelawar.
“Lalu makanan yang terkontaminasi masa inkubasi sampai dengan 14 hari,” ujarnya.
Arlinda menambahkan, bahwa virus ini bisa menular ke hewan ternak yang selanjutnya bisa menginfeksi manusia melalui kontak erat dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk gejala virus nipah pada hewan, yakni terjadinya demam, sulit bernafas dan kejang. Sedangkan gejala pada manusia, yakni terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan radang otak.
Kendati tidak terdeteksi di Tanjungpinang, ia juga memberi saran untuk mengantisipasi tidak tertular penyakit nipah tersebut, di antaranya cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dan hindari makan buah-buahan yang sudah tergigit hewan.
“Cuci tangan sebelum dan sesudah menangani hewan ternak. Hindari masak daging setengah matang. Pasang perangkap sehingga kelelawar tidak masuk ke rumah,” tukasnya.(zul)