TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemimpin Cabang Bulog Tanjungpinang, Meizarani menegaskan kepada seluruh pelaku usaha, terutama yang bekerja sama dengan Bulog Tanjungpinang, agar tidak bermain-main dengan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP).
Penegasan itu disampaikan Meizarani, karena belakangan ini beredar isu beras bulog diganti dengan kemasan beras premium.
Ia juga mengaku, bahwa pihaknya sudah mengonfirmasi langsung ke tempat dugaan pengoplosan beras yang terletak di Batu 7, yang sempat viral belakangan ini.
“Kami sudah cek dan konfirmasi ke pelaku usaha beras Batu 7, katanya ada masalah internal di perusahaan, tapi sudah kami ingatkan jangan sampai beras bulog dibuat seperti itu,” katanya, Senin (16/10/2023).
Menurutnya, jika hal itu ditemukan dan benar adanya pengoplosan, maka pihaknya langsung menyerahkan ke pihak yang berwajib untuk menindaklanjutinya.
“Jadi kami ingatkan, beras medium ini jangan dimain-mainkan,” terangnya.
Terlebih kata dia, beras medium atau disebut beras SPHP ini, merupakan beras yang diawasi langsung oleh pemerintah, degan Harga Eceran Tertinggi (HET) nya Rp 11.500 per kilogram.
“Di lokasi dugaan pengoplosan sudah kami cek, namun tidak ada kaitannya dengan beras SPHP,” tuturnya.
Disamping itu, ia juga mengingatkan kepada Rumah Pangan Kita (RPK) agar menjual beras SPHP sesuai HET..”Kami kerap melakukan pengawasan dengan satgas pangan, dan tentunya akan terus mengawasi persediaan dan harga-harga beras-beras ini,” tukasnya.(zul)