TANJUNGPINANG (HAKA) – Di tahun anggaran 2024 mendatang, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Kesehatan Hewan (DP2KH) Kepri, akan menyediakan lahan seluas 40 hektar lahan cabai.
Kepala DP2KH Kepri, Rika Azmi mengatakan, lahan itu tersebar di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Di Tanjungpinang, Anambas, Batam, Natuna, Lingga, dan Kabupaten Bintan masing-masing seluas 5 hektar.
“Sedangkan di Karimun 10 hektar,” katanya, kepada hariankepri.com, Rabu (27/12/2023).
Rika melanjutkan, lahan tersebut diproyeksikan bisa menghasilkan cabai sebanyak 2.000 ton dalam setahun, dengan menggunakan teknologi proliga.
“Jadi proyeksinya 1 hektar 20 ton. Sehingga kalau petani menanam dalam setahun bisa 2 kali tanam, produksinya bisa mencapai 2.000 ton,” jelasnya.
Rika menuturkan, lahan cabai tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi cabai di Kepri. Kebutuhan cabai di Kepri dalam setahun mencapai 9.000 ton. Sedangkan, produksi baru mencapai 7.000 ton.
“Jadi kita masih kekurangan 2.000 ton,” sebutnya.
Sebelumnya, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan, Pemprov Kepri akan terus menggalakkan program penanaman cabai di Provinsi Kepri.
Hal itu dilakukan karena, sampai hari ini cabai menjadi salah satu komoditas yang punya peran besar terhadap angka inflasi di Provinsi Kepri. Pemprov bersama Bank Indonesia, juga sudah menggalakkan gerakan menanam cabai.
“Tahun lalu kita sediakan lahan sekitar 50 hektar untuk penanaman cabai, dan tahun 2024 akan kita tambah sekitar 40 hingga 45 hektar lagi,” katanya saat kunker di Kabupaten Karimun, pada Selasa (20/12/2023). (kar)
Berat jika setahun dua kali penanaman..Dari mulai residu dari pupuk,hama cabai setelah panen menjadi momok untuk penanaman berikutnya jika penanaman tidak serentak.
Danang-Bener meriah ACEH TENGAH