TANJUNGPINANG (HAKA) – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan, Pemprov Kepri akan rutin melakukan pengawasan serta pemantauan harga-harga kebutuhan pokok di pasaran.
Hal ini kata dia, sebagai salah satu langkah strategis untuk menekan angka inflasi di Kepri.
“Langkah ini juga dilaksanakan untuk memastikan agar harga tetap stabil. Kami juga meminta pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga dan melakukan penimbunan barang,” katanya, kepada hariankepri.com, kemarin.
Pemprov Kepri juga sambungnya, melalui Sistem Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah juga akan menyediakan sebuah aplikasi berisi informasi terkait harga bahan pokok di pasaran.
“Informasi di aplikasi tersebut dapat diakses oleh seluruh masyarakat dan pelaku usaha. Ini agar harga bahan pokok harian dapat terkendali,” jelasnya.
Selanjutnya kata dia, Pemprov Kepri juga akan secara rutin menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha dan juga distributor, baik secara langsung maupun virtual untuk membahas kerjasama bisnis.
“Kita juga akan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait kesiapan moda angkutan laut dan udara, terutama dalam menyambut hari libur nasional dan hari besar keagamaan,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan, pada Maret 2024 Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau mencatat Provinsi Kepri mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,37 persen.
Dari angka tersebut, Kota Batam menjadi daerah yang mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 3,56 persen, kemudian disusul oleh Kota Tanjungpinang mencatatkan inflasi sebesar 2,68 persen, dan Kabupaten Karimun sebesar 2,57 persen.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus menyampaikan, inflasi yang terjadi sepanjang Maret 2024 itu disebabkan karena adanya kenaikan harga pada sembilan kelompok pengeluaran.
“Di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik 6,38 persen, serta kelompok transportasi yang naik 4,33 persen,” katanya, dilansir dari Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Kepri, Rabu (3/4/2024).(adv)