TANJUNGPINANG (HAKA) – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menekankan kepada seluruh pemerintah daerah, untuk rutin melakukan pemantauan terhadap angka stunting di wilayahnya.
Orang nomor satu di Provinsi Kepri itu menuturkan, penurunan angka stunting merupakan salah satu kunci untuk memanfaatkan bonus demografi.
“Karena itu kita mesti bisa menurunkan angka stunting,” katanya, kepada hariankepri.com, Sabtu (6/7/2024).
Ansar pun berharap, kepada semua pemangku kepentingan di Kepri, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, perangkat desa, swasta dan seluruh lapisan masyarakat untuk selalu bersinergi dalam rangka menurunkan angka stunting di Kepri.
“Kami berharap semua daerah selalu melakukan pemantauan dan monitoring terhadap balita yang bermasalah gizi atau stunting di wilayahnya,” pesannya.
Terpisah, Kepala Barenlitbang Kepri, Misni menyampaikan, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), saat ini angka stunting di Provinsi Kepri prevalensinya naik 1,4 persen menjadi sebesar 16,8 persen di tahun 2023.
Misni menjelaskan, stunting ini tidak hanya karena faktor kemiskinan, namun juga terjadi karena faktor lain. Seperti pola asuh, lingkungan, dan kecukupan pangan.
“Bukan hanya karena keluarga yang kurang mampu saja, tapi ada faktor lainnya,” ujarnya.
Misni mengatakan, dalam menekan angka stunting ini, pemerintah sudah melakukan banyak program dan berbagai upaya. Seperti penimbangan anak balita di posyandu.
“Kalau di posyandu bisa langsung diintervensi, jadi tidak ada yang luput dari pemantauan,” pungkasnya.(kar)