TANJUNGPINANG (HAKA) – Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Riau, yaitu dari Pelantar 2, pasar, dan Pelantar Kuning, melalui skema pembiayaan hibah investasi dalam Program Compact dari Millennium Challenge Corporation (MCC) Amerika terus bergulir.
Teranyar, CEO MCC Amerika Alice Patterson Albright, Resident Country Director MCC Amerika, Jenner Edelman, dan Direktur Eksekutif MCA-Indonesia, Maurin Sitorus beserta tim turun langsung ke Kawasan Pelabuhan Kuala Riau, Kota Tanjungpinang, Kamis (25/7/2024).
Kunjungan CEO MCC Amerika itu adalah tindak lanjut dari Kick Off Meeting Pemprov Kepri dengan Tim MCC Amerika, terkait hibah investasi pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Riau, Oktober 2023 lalu.
Didampingi Kepala Barenlitbang Provinsi Kepri, Misni, Alice bersama tim melihat langsung kondisi lokasi pembangunan serta berinteraksi dengan masyarakat dan pedagang, di Kawasan Pelabuhan Kuala Riau.
Alice mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dalam mewujudkan kolaborasi bersama pihaknya untuk melakukan pembangunan pengembangan Kawasan Kuala Riau.
“Saya juga sudah melihat secara langsung ke lokasi pelabuhan dan area sekeliling. Sangat jelas terlihat visi dan misi Pemprov Kepri, dan arah pengembangan pelabuhan tersebut,” katanya.
Seperti, memperbesar kapasitas logistik dan pelabuhan, penguraian kemacetan, peningkatan akses ke pasar, peran regional pelabuhan, serta peningkatan lapangan pekerjaan.
“Saya dapat sharing dari teman-teman, jika semua itu karena support luar biasa dari Pak Gubernur,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengharapkan, proyek pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Riau bisa cepat terealisasi.
“Karena pelabuhan tersebut berfungsi sebagai pintu masuk utama logistik untuk masyarakat Tanjungpinang,” kata Ansar kepada wartawan.
Menurutnya, dengan semakin bagusnya performa Pelabuhan Kuala Riau, akan bisa membuat arus keluar masuk barang di Tanjungpinang lebih cepat sehingga secara langsung bisa ikut menggerakkan perekonomian.
“Alhasil, uang dan ruang pun dapat dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih produktif,” sebutnya.
Direktur Eksekutif MCA-Indonesia, Maurin Sitorus menjelaskan, setelah pemantauan ini, pada September 2024 progresnya masuk dalam tahap entry into force, atau persetujuan perjanjian.
“Mudah-mudahan tahun depan (salah satu) program dalam pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Riau ini sudah berjalan,” sebutnya.
Program tersebut kata dia, yakni, program pinjaman dengan bunga rendah dan tanpa jaminan untuk pelaku UMKM di Kawasan Pelabuhan Kuala Riau, Tanjungpinang.
Selain itu, ada juga program pelatihan laporan keuangan untuk pelaku UMKM dan pelatihan manajemen untuk pelaku UMKM.
“Sehingga mereka (pelaku UMKM) akan mampu membuat laporan keuangan standar perbank-kan, bisa membuat bussiness plan yang baik, dan dengan kemampuan itu mereka akan gampang untuk mengakses pinjaman atau pembiayaan dari lembaga keuangan,” jelasnya.
Adapun besaran dana hibah yang akan dikucurkan untuk program pinjaman dan peningkatan kualitas UMKM itu sebesar US$ 76 juta atau Rp 1,2 triliun (kurs Rp 16.293).
“Tapi program dan total pembiayaan itu diperuntukkan untuk lima provinsi di Indonesia (Kepri, Sulut, Sumsel, Riau dan Bali), ” sebutnya.
Lebih lanjut Maurin menjelaskan, untuk program pembangunan infrastruktur Kawasan Pelabuhan Kuala Riau, di targetkan sudah mulai terlaksana di tahun 2028 mendatang.
Sejauh ini, rencana program itu sudah masuk dalam tahap feasibility study ke-3. Khusus untuk program pembangunan Kawasan Pelabuhan Riau itu, program tersebut harus melawati 6 tahapan feasibility study.
“Sekarang sudah selesai feasibility study yang kedua, masuk dalam feasibility study ketiga. Artinya masih ada tiga feasibility study lagi,” tuturnya.
Apabila, seluruh tahapan itu rampung maka, dilanjutkan dengan tahap design dan procurement atau pengadaan. Tahapan ini ditargetkan akan berlangsung pada 2025 hingga 2026.
“Sehingga estimasinya di tahun 2027 atau 2028 sudah bisa dimulai. Anggaran untuk pembangunan ini sekitar Rp766 miliar,” pungkasnya.
Resident Country Director MCC Amerika, Jenner Edelman menyampaikan, Provinsi Kepri bersama empat provinsi lainnya di Indonesia yakni Sulut, Sumsel, Riau dan Bali menjadi sasaran hibah investasi dari MCC Amerika.
Jenner mengatakan, daerah yang menjadi sasaran hibah investasi dari MCC Amerika tersebut, harus memenuhi kriteria pembangunan yang menyeluruh dan inklusif baik dari lingkungan, sosial, maupun gender, agar hibah investasi itu bisa dikucurkan.
“Hibah yang akan diberikan merupakan dari hasil pembayaran pajak masyarakat Amerika, untuk memberi manfaat bagi negara-negara sedang berkembang melalui Program Compact,” katanya, di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Rabu (4/10/2023).(kar)