TANJUNGPINANG (HAKA) – Nelayan yang berada di wilayah kota Tanjungpinang, saat ini masih memilih untuk melaut meski cuaca kurang kondusif.
Salah satu nelayan tersebut, Nurjani mengaku, bahwa dirinya bersama nelayan lainnya tetap milih melaut untuk mencari nafkah meski cuaca kurang kondusif.
“Tapi kami juga tetap menaati imbauan dan arahan dari BMKG Tanjungpinang, saat angin mulai kencang, kami menepi ke untuk mencari perlindungan,” ujarnya kepada hariankepri.com, kemarin.
Dalam kesehariannya, Nurjani mengaku menangkap kepiting dan ikan menggunakan bubu. Sehingga jika dirinya tidak melaut dalam sehari, ikut berdampak pada perekonomiannya.
“Biasanya hasil tangkapan saya jual ke pasar, kemudian ada sedikit yang saya sisihkan untuk di rumah,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan, bahwa tanda-tanda akan turunnya hujan badai dari pengalaman seorang nelayan, yakni timbulnya petir dan hujan gerimis serta angin mulai kencang.
“Kalau sudah ada pertanda seperti itu, harus pulang, itu bahaya. Keselamatan masih kita utamakan saat melaut,” lanjutnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun Tanjungpinang mengingatkan, bagi warga kota Tanjungpinang untuk selalu waspada terhadap cuaca yang tak kunjung kondusif saat ini.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Robbi Anugrah menyampaikan, bahwa cuaca tak kondusif di kota Tanjungpinang tersebut akan berlangsung hingga 28 September 2024.
“Maka dari itu kita ingatkan kepada masyarakat kota Tanjungpinang untuk selalu waspada terhadap hal itu. Berbagai potensi bencana alam dapat terjadi,” terangnya. (dim)