BINTAN (HAKA) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan Retno Riswati menyebut, pihaknya belum menemukan warga yang terpapar penyakit cacar monyet, akibat infeksi monkeypox virus (MPXV) di wilayah Bintan.
“Alhamdulillah, tidak ada yang kena penyakit cacar monyet di Bintan,” ucapnya kepada hariankepri.com, kemarin.
Namun demikian, kata Retno, pihaknya bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bintan terus melakukan pengawasan ketat di pintu-pintu masuk pelabuhan terhadap orang-orang masuk dari laur wilayah Bintan
“Untuk mencegah penyakit masuk, KKP tetap melakukan pemeriksaan warga di pintu masuk pelabuhan yang ada di wilayah Bintan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Retno menerangkan, selain melakukan pencegahan dari luar, Pemkab Bintan juga siap melakukan penanganan penyakit itu di fasilitas kesehatan yang ada di Bintan.
“Pelayanan kesehatan kita suda siap untuk menangani ketika seorang warga terpapar virus itu,” tuturnya.
Bahkan saat ini di semua Puskesmas di Bintan telah melakukan sosialisasi pencegahan penyakit cacar monyet itu baik secara media sosial, maupun interaktif dengan warga.
Ia menerangkan cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh MPXV yang ditularkan lewat binatang ke manusia. “Bahkan saat ini telah menukar dari manusia ke manusia,” jelasnya.
Adapun gejala cacar monyet ke orang di antaranya, demam dan nyeri otot, ruam seperti kudis-kudis bernanah dan kropeng, pembengkakan kelenjar getah bening baik diketiak, selangkangan serta leher. Lalu, nyeri kepala, batuk, pilek.
Sedangkan penularan penyakit itu di antaranya, percikan air liur orang yang mengidap sakit Mpox. Selain itu, terjadi kontak langsung kulit ke kulit, hubungan badan, serta benda yang terkontaminasi virus itu.
Pencegahannya, memakai master dan etika batuk, dan jangan lakukan yang berkaitan dengan sistem penularan penyakit itu. “Serta sering cuci tangan dengan sabun,” tutupnya. (rul)