TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam menyebutkan, bahwa angka stunting di Tanjungpinang sebesar 15,2 persen.
Rustam menyampaikan, angka prevalensi stunting di Kota Tanjungpinang itu merupakan paling rendah se-Provinsi Kepri.
“Pada Juni 2024 ada 264 balita yang stunting dari sekitar 9 ribu balita yang diukur dan ditimbang,” kata Rustam kepada hariankepri.com, kemarin.
Namun kata dia, pada Agustus 2024 lalu jajaran Dinas Kesehatan Tanjungpinang kembali melakukan pengukuran dan penimbangan terhadap 11 ribu balita. Dalam pelaksanaan itu terdapat 324 balita yang berstatus stunting.
“Nah untuk September 2024 ini kita belum mendapat datanya, kami optimis bisa turun dari itu, karena angka stunting ini terus bergerak,” tuturnya.
Menurutnya, untuk di Tanjungpinang kasus stunting per kelurahan tertinggi, berada di Kelurahan Pinang Kencana sebanyak 80 balita, disusul Kelurahan Tanjung Unggat sebanyak 45 balita, urutan ketiga, yakni Kelurahan Kampung Bugis sebanyak 32 balita.
Untuk mengatasi hal itu, Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang sudah kerap melakukan pengukuran dan penimbangan, bahkan memberikan nutrisi dan vitamin terhadap balita.
Namun, ia juga mengimbau masyarakat agar membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk memantau perkembangan gizi dan kesehatan anak secara berkala.
Di posyandu, kata Rustam, para orang tua dapat melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, serta mendapatkan penyuluhan tentang pola makan sehat dan kebiasaan hidup bersih.(zul)
