TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam menyampaikan, hingga 8 Oktober 2024, pihaknya mencatat kasus Tuberkulosis di Kota Tanjungpinang ada 656 orang.
Sebenarnya kata dia, estimasi kasus Tuberkulosis di Tanjungpinang hingga Oktober 2024 ada sebanyak 1.725 orang.
Namun dari estimasi itu baru 656 kasus yang berhasil ditemukan.
“Ada 511 kasus yang berhasil diobati,” kata Rustam kepada hariankepri.com, kemarin.
Ia pun berharap kepada seluruh jajaran agar bisa meningkatkan penemuan dan pengobatan Tuberkulosis di Kota Tanjungpinang.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan Dinkes, yakni mengintensifkan pelacakan kontak erat pasien Tuberkulosis, baik kontak serumah maupun sepekerjaan.
“Bagi kontak erat yang positif akan diberikan obat sesuai standar terapi Tuberkulosis dan bagi yang negatif diberikan terapi pencegahan,” tuturnya.
Disamping itu, lanjut Rustam, pihaknya juga menggandeng fasilitas kesehatan swasta untuk menyiapkan obat Tuberkulosis gratis di klinik dan maupun praktek mandiri dokter.
Adapun klinik yang telah bekerja sama dengan Dinkes menyediakan obat Tuberkulosis gratis, adalah Klinik Dara Melayu Medika, Klinik Ganet Medical Center, BK Mako Koarmada 1, Klinik Martadinata, Klinik Alrasha Health Care Center, Klinik DCMC dan Klinik Kimia Farma Batu 3.
“Kerja sama itu sudah kita mulai,” tuturnya.
Menurutnya, kerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta itu, untuk memperluas akses layanan bagi para penderita, baik dalam rangka penemuan penderita, penegakan diagnosa maupun pengobatan Tuberkulosis.
Sedangkan tempat praktek mandiri dokter yang menyediakan obat Tuberkulosis gratis, yakni praktek mandiri dr. Eddy Sobri, dan dr. Guptaja Natakusuma.
“Hanya dikenakan biaya jasa pelayanan sesuai tarif yang berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan itu,” tukasnya.(zul)