TANJUNGPINANG (HAKA) – “Burung kenek-kenek hinggap atas batu, pesan kakek nenek, coblos nomor satu,”. Bait pantun itu kerap disampaikan Calon gubernur (cagub) Kepri, Ansar Ahmad di hadapan masyarakat selama masa kampanye Pilkada Serentak 2024.
Pelan tapi pasti, pantun itu pun kini menjadi familiar di telinga masyarakat. Sejumlah warga Kota Tanjungpinang yang ditemui hariankepri.com, disela -sela kampanye terbuka Cagub Kepri nomor urut 1 Ansar Ahmad menyebut, kata yang terkandung di dalam pantun yang menjadi jargon andalan Ansar Ahmad itu mudah untuk diingat.
“Apalagi kata burung kenek-kenek-nya. Lucu dan mudah saja diingat. Anak-anak kecil pun sekarang banyak juga yang udah hapal pantun itu,” sebut Dara, warga Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, kepada hariankepri.com.
Kendati demikian, cukup banyak juga masyarakat yang merasa penasaran dengan wujud burung kenek-kenek yang ada di pantun itu. Seperti yang disampaikan oleh Syntia.
Mahasiswa salah satu perguruan di Kota Tanjungpinang itu mengaku, baru mengenal kata burung kenek-kenek dari pantun yang disampaikan oleh Ansar Ahmad, saat ia menghadiri kampanye terbuka Cagub Kepri nomor urut 1 itu di Perumahan Hang Tuah, Kota Tanjungpinang.
“Baru dengar ada burung namanya kenek-kenek dari Pak Ansar. Pantunnya jadi lucu, dan menarik,” ucapnya.
Menurutnya, kata burung kenek-kenek di dalam pantun itu, menjadi daya tarik utama dari pantun yang menjadi jargon andalan Ansar Ahmad bersama Nyanyang Haris Pratamura di kampanye Pilkada Serentak 2024 ini.
Sementara itu, sejak kampanye Pilkada Serentak 2024, kata “burung kenek-kenek” juga menjadi cukup familiar di media sosial (medsos) seperti Facebook dan TikTok. Kata yang dipopulerkan Ansar Ahmad itu cukup banyak digunakan oleh netizen disetiap postingannya.
Terpisah, Cagub Kepri nomor urut 1, Ansar Ahmad menuturkan, pantun burung kenek-kenek yang menjadi jargon andalannya itu sejatinya ia adopsi dari kebiasaan yang pernah dilakukan oleh para pemimpin Kepri terdahulu.
Cagub Kepri petahana ini menyebut, kata “burung kenek-kenek” di pantunnya itu, dahulunya juga kerap digunakan oleh Mantan Gubernur Kepri HM Sani serta mantan Sekda Riau, Raja Aziz dalam setiap pantun yang disampaikan oleh kedua pemimpin itu untuk pegawai maupun masyarakat.
“Kita melanjutkan, karena ini adalah bagian sejarah yang perlu kita lestarikan,” katanya, kepada hariankepri.com, Jumat (25/10/2024).
Ansar mengatakan, burung kenek – kenek itu bermakna burung yang wujudnya kecil. Menurutnya, “kenek-kenek” bagi orang Melayu terdahulu memiliki makna kecil.
“Jadi burung kenek-kenek itu berarti burung kecil – kecil. Jangan lupa burung kenek – kenek di atas batu, pesan kakek nenek coblos nomor urut 1,” sebutnya, sembari tersenyum.(kar)