Beranda Lipsus Editorial

Bersaing, Ansar Bangun 7 Kabupaten Kota, Rudi Hanya 1 Daerah

0
Pembangunan jembatan di Lingga yang dibangun Pemprov Kepri yang tuntas di tahun 2024-f/istimewa

TANJUNGPINANG (HAKA) – Suhu politik menjelang pemilihan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) 27 November mendatang makin memanas. Masing-masing pasangan calon terus mempromosikan keunggulan-keunggulannya dalam setiap kampanye.

Yang tak kalah menarik adalah persaingan antara kedua paslon mulai dari tim sukses (timses), buzzer hingga pendukung kutu loncat saling ejek, saling hina bahkan tidak sedikit yang mengarah ke kampanye hitam. Namun banyak juga di antara mereka yang tetap mengajak dan menjaga pemilu damai.

Dalam waktu relatif singkat memimpin, yakni 3 tahun 7 bulan, Ansar Ahmad Cagub Kepri petahana, sudah mampu membangun di 7 kabupaten dan kota di Kepulauan.

Fokus Ansar dalam infrastruktur memang tidak diragukan lagi. Dengan APBD yang hanya sekitar Rp 4 triliun tiap tahun. Ansar mampu membangun secara merata di Kepri. Di era Ansar juga, APBD Kepri tembus hingga Rp 4 triliun lebih.

Berikut beberapa di antaranya yang dibangun dan direvitalisasi Ansar, Dermaga Apung HDPE, di Sedanau Natuna, di Tambelan Bintan, di Tarempa Anambas, Pantai Indah Kijang dan Pulau Penyengat.

Lalu ada Jembatan Desa Marok Tua, Singkep Barat, Lingga. Kemudian Jalan Trans Batubi-Klarik di Natuna dan masih banyak lagi.

Jalan trans di Kabupaten Natuna salah satu program infrastruktur Pemprov Kepri di era kepemimpinan Ansar Ahmad-f/istimewa

Sepanjang tahun 2023 saja Ansar berhasil melobi pusat, sekitar Rp 587 miliar untuk membangun jalan sepanjang 81.61 km di enam Kabupaten dan Kota di Kepri.

Di ibu kota Tanjungpinang, janji Ansar untuk merubah wajah ibu kota pun tuntas direalisasikan. Mulai dari revitalisasi pulau Penyengat, Akau Potong Lembu, pedestrian jalan Bandar Udara RHF dan Flyover.

Ada juga konektivitas Pelantar I dan Pelantar II. Peningkatan Jalan Merdeka. Pembangunan Gedung Lembaga Adat Melayu dan Dekranasda dan lain sebagainya.

Lewat program Kepri Terang, Ansar sukses aliri listrik pulau-pulau di Kepri.
Kini rasio elektrifikasi di Kepri di akhir tahun 2021 yang angkanya 94,5 persen, di akhir 2023 lalu sudah meningkat menjadi 97,99 persen.

Baca juga:  Mei 2021 Kasus Covid-19 di Kepri Naik 10 Kali Lipat, Dinkes Curigai Ada Varian Baru

Pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar di kepri dalam rangka memenuhi kebutuhan jaringan internet bagi masyarakat.

Untuk meningkatkan kualitas SDM di Kepri, Ansar pun membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di Batam dan Karimun agar calon-calon pekerja terlatih dan siap kerja.

Pada indikator pertumbuhan ekonomi, di tahun 2020 ekonomi Provinsi Kepulauan Riau terkontraksi sebesar -3,8 persen, pada tahun 2023 tumbuh melejit hingga 5,2 persen.

Suasana Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang. Pemprov Kepri mengusulkan anggaran Rp 93 miliar ke Bappenas untuk pengembangan pulau itu di tahun 2024-f/zulfikar-hariankepri.com

Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional 5,02 persen. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera.

Realisasi investasi asing tahun 2021 sebesar Rp 15,23 triliun dan sampai Juni tahun 2024 Rp 8,22 triliun. Di tingkat nasional jumlah investasi asing yang masuk ke Kepri, menduduki peringkat ke 7 dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.

Soal pengangguran di Provinsi Kepri, ketika Ansar Ahmad pertama kali dilantik pada tahun 2021 di angka 10,12 persen. Di tahun 2023 mengalami penurunan yang signifikan, tinggal 6,8 persen.

Untuk memenuhi pelayanan kesehatan, Ansar membangun Rumah Singgah Mahligai Keris di Kota Batam dan Rumah Singgah Raja Ahmad Engku Haji Tua di Jakarta, untuk membantu masyarakat Kepri kurang mampu yang melakukan perawatan kesehatan.

Pembangunan Gedung Sekolah di tahun 2024 juga menjadi salah satu proyek strategis di era Ansar Ahmad-f/istimewa-pemprovkepri

Tidak hanya pembangunan infrastruktur, dalam kepemimpinan Ahmad Ahmad juga fokus pengembangan dan pengingkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari kebijakan Ansar yang memberikan subsidi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sejak tahun 2022-2024 dengan penerima manfaat 38.450 peserta didik. Dan mulai tahun 2024 seluruh siswa SMA, SMK dan SLB mendapat bantuan seragam gratis.

Pemberian beasiswa kepada mahasiswa, sepanjang tahun 2023-2024 juga telah dilaksanakan dan diterima oleh 2.914 orang mahasiswa. Para guru dan tenaga kependidikan juga diberikan insentif.

Baca juga:  Debat Pilgub, Ansar Ahmad Tegaskan Tak Ada Masyarakat Kelas 1 dan 2 di Kepri

Program peningkatan kapasitas, kemampuan dan pengetahuan pelaku UMKM sejak tahun 2022-2024 dengan akumulasi penerima manfaat sebanyak 2.215 pelaku UMKM. Bagi pelaku UMKM juga diberikan program pemberian pinjaman modal lunak dengan bunga 0 persen agar bisa eksis, tumbuh dan naik kelas.

Rumah Singgah Pemprov Kepri di Kota Batam-f/istimewa-pemprovkepri

Dipimpin Ansar, Indeks Pembangunan Manusia di Kepri naik hingga 79 persen
Dan ini semua dilakukan Ansar dengan kekuatan anggaran Rp 4 triliun dan kemampuannya melobi pusat.

Lalu bagaimana dengan Rudi?.

Rudi juga cukup masif melakukan pembangunan di Kota Batam. Satu-satunya daerah yang dibangun Rudi. Rudi juga lebih leluasa, karena APBD Kota Batam yang tiap tahunnya berkisar Rp 3,5 triliun hingga Rp 3,8 triliun. Kemudian juga APBN BP Batam yang Rudi menjabat sebagai Kepala BP Batam antara Rp 1,7 triliun hingga Rp 2 triliun tiap tahunnya.

Total APBD Kota Batam dan APBN BP Batam hampir Rp 6 triliun itu hanya diperuntukkan untuk Kota Batam saja tidak dibagi-bagi ke Kabupaten/Kota lainnya seperti APBD Pemprov Kepri.

Belum lagi alokasi anggaran dari pemprov Kepri, salah satunya melalui pokok pikiran anggota dewan yang mayoritas dari dapil Batam. Tentunya ini suatu keniscayaan bagi Rudi untuk membangun Batam dengan lebih mudah.

Batam menjadi indikator penentu bagi Kepri. Misalnya saja ketika Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Batam naik maka akan berpengaruh terhadap TPT di Kepri secara keseluruhan. Atau jika angka kemiskinan naik, akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan di Kepri.

Begitu juga jika pertumbuhan ekonomi di Batam anjlok, maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kepri. Itulah risiko sebagai kota dengan jumlah penduduk terbesar, kota industri dan penopang bagi Kepri.

Lalu siapa yang layak kembali memimpin Kepri? Kita tunggu pilihan masyarakat Kepri tanggal 27 November 2024. (red)

Baca juga:  Dewi Ansar Keliling Bagikan Seribu Paket Sembako di Bintan
example bannerexample banner

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini