TANJUNGPINANG (HAKA) – Penyerahan 16 unit becak motor listrik tahap kepada para penambang bentor di Penyengat oleh Gubernur Ansar pada Senin (2/12/2024), melengkapi salah satu upaya Pemprov Kepri untuk menjadikan Pulau Penyengat sebagai Green Tourism Village.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyatakan, Pulau Penyengat telah dikonsep sebagai desa wisata yang ramah lingkungan dan bebas polusi.
Hal ini kata dia, bertujuan agar pulau yang memiliki beragam benda cagar budaya itu, menjadi ikon yang menawarkan keunikan budaya, sejarah, dan alam yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Dengan begitu, kita bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya, kepada hariankepri.com, pada Minggu (14/1/2024) lalu.
Langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut, di tahun 2023 lalu Pemprov Kepri telah mengganti 11 unit dari total 27 unit becak motor (bentor) BBM di Pulau Penyengat dengan bentor bertenaga listrik (gelis).
Kemudian, sisanya sebanyak 16 unit bentor BBM di tahun 2024 seluruhnya telah dikonversikan ke gelis dan telah diserahkan kepada para penambang oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, pada Senin (2/12/2024).
“Dirawat baik-baik. Insya Allah di tahun 2025 nanti kita coba alokasikan untuk pengadaan baterai cadangannya,” ujar Ansar kepada salah seorang penambang Becak Gelis.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Kepri, Junaidi menyampaikan, dengan telah diserahkannya 16 unit Becak Gelis maka, program Pemprov Kepri untuk mengkonversi moda transportasi umum dari sisi darat di Pulau Penyengat, dari BBM ke listrik sepenuhnya rampung.
“Jadi kalau kita lihat untuk sisi daratnya sudah kita lakukan secara full. Sudah 27 bentor dikonversikan ke listrik. Ini sesuai dengan perencanaan yang kita susun,” tuturnya.
Setelah ini sambungnya, Dishub Kepri akan melakukan kajian untuk mengkonversi kapal pompong bermesin BBM ke tenaga listrik.
Menurutnya, langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Bappenas yang merekomendasikan agar seluruh moda transportasi di Pulau Penyengat berbasis ramah lingkungan.
“Ini sedang kita bahas, untuk dilakukan kajiannya bersama konsultan,” jelasnya.
Namun, Junaidi belum dapat memastikan, kapan proses kajian serta pelaksanaan kegiatan itu akan dilakukan. Karena, kata dia, hal ini memerlukan kajian yang mendalam dan komprehensif.
“Karena medan darat dan laut itu berbeda. Tapi jelas ini, akan kita upayakan untuk direalisasikan, karena komitmen dari Kementerian Bappenas kalau bisa untuk tranportasi di Pulau Penyengat itu berbasis ramah lingkungan,” pungkasnya.(kar)