TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri mencatat, angka inflasi tahunan (y-to-y) Provinsi Kepri pada Desember 2024 sebesar 2,09 persen.
Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati mengatakan, angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 2,76 persen dan tahun 2022 yang mencapai 5,83 persen.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi y-to-y pada Desember 2024, di antaranya, adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Termasuk juga, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok transportasi, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Sedangkan komoditas yang mendorong inflasi (y-to-y) pada Desember 2024 antara lain emas perhiasan, tarif listrik, tarif parkir, beras, dan minyak goreng,” katanya, kepada wartawan di Gedung Daerah belum lama ini.
Sementara itu lanjutnya, untuk angka inflasi bulanan (m-to-m) pada Desember 2024 di Provinsi Kepri, tercatat sebesar 0,68 persen.
Adapun komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi bulan Desember 2024 antara lain, kangkung, telur ayam ras, santan kelapa, cabai merah, bayam, dan angkutan udara.
Selanjutnya ia menjelaskan, untuk angka inflasi bulanan (m-to-m) antar tiga kabupaten/kota di Kepulauan Riau (Kepri) menunjukan variasi sepanjang Desember 2024.
Berdasarkan, data yang dihimpun BPS Provinsi Kepri, menunjukkan bahwa Kota Tanjungpinang mengalami inflasi bulanan (m-to-m) tertinggi sebesar 0,70 persen, sementara Kabupaten Karimun mencatat inflasi terendah sebesar 0,64 persen, sedangkan Kota Batam inflasi bulanannya tercatat sebesar 0,68 persen.
“Sedangkan untuk inflasi tahunan (y-to-y), Kota Batam mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,24 persen, sedangkan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi tahunan terendah sebesar 1,53 persen, sedangkan Karimun 1,57 persen,” paparnya.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyebut, angka inflasi tahunan Kepri pada Desember 2024 masih masuk dalam batas aman.
“Keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai kebijakan strategis yang telah dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Kepri,” katanya.
Ansar menegaskan, Pemprov Kepri akan terus berusaha untuk mengendalikan angka inflasi di Kepri. Karena, kata dia, angka inflasi ini menjadi strategi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Inflasi ini penting karena berkorelasi langsung dengan daya beli masyarakat. Meski angka pertumbuhan ekonomi tinggi, jika inflasi tidak terkendali, daya beli masyarakat akan tergerus,” ujarnya.
Ansar menyebut, program pemberian SPP dan paket seragam gratis untuk anak sekolah menjadi salah satu kebijakan yang memberikan dampak signifikan dalam menjaga angka inflasi di Kepri.
“Kebijakan itu berhasil mengurangi tekanan biaya pendidikan pada masyarakat. Selain itu, program ketahanan pangan dan hemat pangan juga menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas harga komoditas pokok, seperti cabai dan beras,” tuturnya.(kar)