TANJUNGPINANG (HAKA) – Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diduga melakukan pemalsuan fingerprint saat apel pagi yang digelar setiap Senin.
Informasi tersebut diperoleh hariankepri.com dari salah seorang ASN di lingkungan Pemprov Kepri.
ASN yang meminta namanya disamarkan itu menceritakan, kebijakan penggunaan fingerprint saat apel pagi setiap senin memang baru diberlakukan.
Selama ini kata dia, fingerprint ditempatkan di masing-masing kantor. Namun, karena sedikit yang ikut apel setiap Senin kini sebelum apel Senin dimulai setiap ASN melakukan fingerprint di lapangan sebelum apel senin dimulai.
“Tapi tak efektif juga, karena ada beberapa yang titip absen ke kawan-kawannya,” sebut sumber tersebut.
Cara oknum ASN yang memitip absen tersebut, dengan memalsukan sidik jari di mesin fingerprint.
“Sudah ada beberapa orang yang ketahuan, tapi kita tak tahu apa sudah dikenai sanksi atau belum,” tuturnya.
Ia berharap, ASN yang berbuat curang tersebut dapat dikenai sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Alasannya, agar ada efek jera sehingga perbuatan curang tersebut tidak terulang lagi.
“Karena kami yang rajin ikut apel saja sering kena omel,masak mereka yang berbuat seperti itu tak ada sanksinya,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri TS Arif Fadillah ketika ditanya ihwal tersebut mengaku tidak tahu. Namun, ia berjanji akan menindaklanjuti informasi tersebut.
“Kalau nanti memang ada akan ditindaklanjuti ke inspektorat dan selanjutnya akan dilaporkan ke Gubernur. Tapi untuk pastinya coba tanyakan dulu ke BKD,” sebutnya.
Kepala BKD Provinsi Kepri Firdaus saat ditanya hal tersebut juga mengaku belum mendapat informasi pasti soal pemalsuan sidik jari tersebut. “Memang ada saya dengar seperti itu, tapi nanti akan saya telusuri dulu, kalau ada akan kita tindak sesuai ketentuan,” tuturnya.
Waktu itu Firdaus menduga, hal bisa terjadi karena mesin fingerprint itu dihacker oleh segelintir oknum ASN pemprov Kepri yang ahli dalam bidang itu.
“Padahal seharusnya kepandaian itu dimanfaatkan untuk hal yang baik,” tuturnya.(kar)