TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Kepulauan Riau pada Februari 2025 sebesar 2,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 107,66.
Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati menyampaikan, inflasi (y-on-y) tertinggi terjadi di Kota Batam dengan angka 2,88 persen dan IHK 108,68.
Sementara itu, Kota Tanjungpinang mengalami deflasi y-on-y sebesar 0,97 persen dengan IHK 103,60, disusul Kabupaten Karimun yang juga mengalami deflasi y-on-y sebesar 0,73 persen dengan IHK 104,28.
“Faktor penyebab kenaikan inflasi tahunan di Kepulauan Riau didorong oleh meningkatnya harga pada tujuh kelompok pengeluaran,” katanya, dilansir dari Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Kepri, kemarin.
Adapun tujuh kelompok pengeluaran yang mendorong terjadinya inflasi yaitu, makanan, minuman, dan tembakau, pakaian dan alas kaki, kesehatan, transportasi, rekreasi, olahraga, dan budaya, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sebaliknya, sambung dia, beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, di antaranya, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta pendidikan.
Sementara itu, lanjut dia, pada skala bulanan (month to month/m-to-m), Provinsi Kepri mengalami deflasi sebesar 0,14 persen. Deflasi ini terjadi karena penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,81 pada Januari 2025 menjadi 107,66 pada Februari 2025.
“Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender (year to date/y-to-d) pada Februari 2025 tercatat sebesar 0,29 persen, yang menunjukkan tren inflasi yang lebih terkendali dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” pungkasnya.(kar)
