TANJUNGPINANG (HAKA) – Manajemen RSUD Kota Tanjungpinang didatangi Tim Saber Pungli Polres Tanjungpinang, Rabu (7/9/2022) pagi, di RSUD Tanjungpinang.
Kedatangan tim saber pungli tersebut, terkait dugaan pungutan liar (pungli) di kamar mayat, tentang pengiriman jenazah, dari RSUD Tanjungpinang ke luar daerah.
Pantauan hariankepri.com, sekitar pukul 11:00 WIB, Tim Saber Pungli yang terdiri dari jajaran Polres Tanjungpinnag dan Inspektorat Pemko Tanjungpinang keluar dari Kantor RSUD.
Kabid Pelayanan RSUD Tanjungpinang, Emi, membenarkan jika tim saber pungli mendatangi RSUD Tanjungpinang. “Iya benar tadi ada tim saber pungli, terkait apa nanti langsung ke pak Direktur (Yunisaf) saja ya,” ujarnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke Plt Inspektur Kota Tanjungpinang, Nazri membenarkan bahwa tim saber pungli mendatangi manajemen RSUD, untuk mengklarifikasi adanya dugaan pungli pemulangan jenazah.
“Karena sebelumnya ada pemberitaan pungli, maka tim mendatangi dan mengklarifikasi ke RSUD,” sebut Nazri yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Saber Pungli itu.
Kendati demikian, ia belum bisa menjelaskan secara rinci terkait hasil dari klarifikasi tersebut.
“Belum tau, karena yang turun tadi inspektur pembantu yang diutus ke RSUD bersama tim dari polres,” sebutnya singkat.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari narasumber di internal RSUD, bahwa pungli pengiriman jenazah itu sudah lama dan kerap terjadi.
Seperti yang terjadi belum lama ini, ada pengiriman jenazah ke Medan, Sumatera Utara. Keluarga dari jenazah ini dimintai biaya hingga Rp 13 juta.
“Seharusnya cuma sekitar Rp 3 juta. Itu sudah termasuk memandikan, hingga packing ke peti. Kalau kargo, itu jadi tanggung jawab keluarga,” jelasnya.
Ia menambahkan, kalau jenazah lokal atau dalam daerah Tanjungpinang, tidak ada biaya sama sekali alias gratis. Selama jenazah tersebut ikut kepesertaan BPJS Kesehatan
“Kalaupun ada pembayaran, harusnya ke kasir di rumah sakit. Itu sesuai dengan perda. Kalau yang kejadian ini transaksinya di kamar mayat,” ujarnya.
Atas persoalan tersebut, ia juga menyangkan sikap Direktur RSUD Yunisef yang tidak ambil peduli terhadap kasus tersebut.
“Indikasi pungutan liar yang beberapa kali terjadi ini tidak ada tindakan serius dari pimpinan RSUD,” tukasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Dirut RSUD Tanjungpinang, Yunisaf belum memberikan tanggapan.
Begitupun halnya ketika hariankepri.com mendatangi ruang kerjanya. “Bapak lagi rapat bang,” ujar staf security di lantai dua ruang manajemen RSUD. (zul)