Site icon Harian Kepri

Agustus 2024, Emas dan Beras jadi Penyumbang Inflasi di Kepri

Toko Emas Batang Hari di Jalan Merdeka, Kota Tanjungpinang-f/dian-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri merilis, pada Agustus 2024, Provinsi Kepri mengalami inflasi years on years (y-on-y) sebesar 2,64 persen.

Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus menyampaikan, dari tiga kabupaten/kota di Kepri, Kota Batam menjadi daerah dengan inflasi tertinggi secara y-on-y sebesar 2,79 persen.

Kemudian disusul Kabupaten Karimun dengan inflasi y-on-y sebesar 2,37 persen, dan Kota Tanjungpinang dengan inflasi sebesar 1,93 persen.

“Sedangkan untuk IHK (Indeks Harga Konsumen, red) pada Agustus 2024, Kota Batam IHK-nya tercatat sebesar 106,47 dan Karimun 105,48. Tanjungpinang jadi yang terendah dengan IHK sebesar 104,79,” jelasnya, dilansir dari Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Kepri, Sabtu (7/9/2024).

Darwin melanjutkan, inflasi yang terjadi pada Agustus 2024 itu, disebabkan karena naiknya 5 komoditas utama. Yakni, emas perhiasan, beras, tarif listrik, tarif parkir, dan angkutan udara.

“Dari 5 komoditas itu, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang andil inflasi terbesar yakni sebesar 0,40 persen. Selanjutnya, disusul beras 0,35 persen, tarif listrik dengan andil 0,26 persen, tarif parkir 0,18 persen, dan angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,12 persen,” paparnya.

Dilanjutkannya, pada Agustus 2024, Kepri juga mengalami deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,04 persen. Deflasi itu terjadi karena penurunan IHK dari 106,21 pada Juli 2024 menjadi 106,17 pada Agustus 2024.

“Sedangkan untuk tingkat inflasi year to date (y-to-d) di Kepri tercatat sebesar 0,97 persen,” pungkasnya.(kar)

Exit mobile version