JAKARTA (HAKA) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, menggelar orientasi Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) berbasis digital selama tiga hari sejak Rabu 30 Juni hingga 3 Juli 2021.
Ketua Umum AJI Indonesia, Sasmito Madrim mengatakan, orientasi ini sebagai langkah awal untuk menggelar UKJ secara digital di tengah wabah Covid-19 yang sedang mengganas.
Dia menyampaikan, kegiatan yang didukung dari Kedutaan Besar Australia ini, digelar secara daring dan diikuti oleh 20 orang penguji UKJ, yang merupakan jurnalis senior dari berbagai daerah di Indonesia.
“UKJ berbasis digital ini kami harapkan menjadi terobosan untuk meminimalisir risiko terpapar Covid-19 bagi para jurnalis,” katanya, Rabu (30/6/2021).
Sasmito menambahkan, UKJ dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis, agar bekerja secara profesional dan tidak ada lagi pelanggaran terhadap kode etik dan kode perilaku jurnalis.
“Kita berharap kualitas pelaksanaan UKJ tidak menurun meski dilakukan secara daring,” tuturnya.
AJI Indonesia lanjutnya, telah mengadakan uji kompetensi sejak 2012 lalu. Pelaksanaan UKJ AJI selama ini dilakukan secara tatap muka selama dua hari berturut-turut.
“Namun, ketika pandemi Covid-19 datang sejak tahun lalu, AJI Indonesia memutuskan menghentikan pelaksanaan UKJ secara tatap muka untuk meminimalisir para jurnalis terpapar virus Corona,” paparnya.
Disampaikannya, orientasi UKJ berbasis digital dilaksanakan untuk memberikan pengalaman bagi penguji dalam menggunakan platform Learning Management System (LMS) yang telah dikembangkan oleh AJI Indonesia.
LMS ini sendiri sambung Sasmito telah dipergunakan dalam berbagai pelatihan dan kursus yang dilakukan oleh AJI Indonesia.
“Dari orientasi ini diharapkan ada evaluasi dan masukan dari para peserta sebelum akhirnya UKJ berbasis digital bisa digelar,” harapnya.
Konselor Media, Diplomasi Publik, Beasiswa dan Alumni Kedutaan Besar Australia Luke Brown, meyakini LMS yang digunakan dalam orientasi ini akan menjangkau dan memberi peluang yang lebih besar bagi lebih banyak jurnalis di seluruh Indonesia.
“Kami tidak sabar melihat AJI menerapkan sistem LMS khususnya untuk melaksanakan UKJ secara daring dan meningkatkan kapasitas jurnalis,” tuturnya.(kar)