TANJUNGPINANG (HAKA) – Di tahun ini, Pemprov Kepri mengalokasikan anggaran sebesar Rp 17 miliar untuk insentif keagamaan kepada guru TPQ, pemuka serta penyuluh agama non PNS di tujuh kabupaten/kota.
Gubernur Ansar Ahmad mengatakan, instentif tersebut akan diberikan kepada 14.517 orang guru TPQ, pemuka agama yakni imam dan pendeta, serta penyuluh agama non PNS.
“Masing-masing penerima mendapatkan bantuan sebesar Rp 1,2 juta,” katanya, kepada hariankepri.com, kemarin.
Lebih lanjut ia mengatakan, anggaran insentif tersebut mengalami peningkatan sekitar Rp 3, 3 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang sebesar Rp 14 miliar.
“Peningkatan anggaran itu karena adanya penambahan penerima, dari 12.418 penerima di tahun 2023 menjadi 14.517 penerima di tahun 2024,” jelasnya.
Di tahun anggaran 2024 ini sambungnya, Pemprov Kepri juga menambah anggaran insentif untuk mubaligh hinterland sebesar Rp 113,3 juta dibanding tahun 2023 lalu.
“Tahun ini insentif hinterland yang kita anggarkan Rp 2,580 miliar,” sebutnya.
Insentif itu akan diberikan kepada 50 mubaligh yang tersebar di kawasan pesisir dan terluar di Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Natuna.
“Walaupun tidak menambah jumlah mubaligh hinterland, namun kita meningkatkan besaran insentif yang diberikan. Dari Rp 4,2 juta per bulan di tahun 2023, menjadi Rp 4,3 juta per bulan di tahun ini,” paparnya.
Orang nomor satu di Provinsi Kepri itu menegaskan, jika peningkatan jumlah bantuan di bidang keagamaan tersebut sebagai wujud nyata kepedulian Pemprov Kepri terhadap peningkatan keimanan masyarakat.
“Karena kita sama-sama meyakini jika baiknya keimanan masyarakat akan dapat meningkatkan kesejahteraan, menciptakan suasana aman dan nyaman. Sehingga masyarakat Kepri dapat hidup dengan tentram,” pungkasnya.(kar)
