LINGGA (HAKA) – Kunjungan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad ke Desa Mentuda, Kabupaten Lingga disambut antusias oleh masyarakat, Sabtu (3/9/2022).
Sebab, sejak Provinsi Kepri ini berdiri, Ansar adalah Gubernur Kepri pertama, yang mengunjungi desa yang letaknya persis di belakang Gunung Daik tersebut.
Tak ayal, ketika rombongan orang nomor satu di Provinsi Kepri itu menginjakkan kaki di desa tersebut, ribuan masyarakat berbondong-bondong datang ke pelabuhan untuk menyambut kedatangan Ansar.
Berbagai bentuk penyambutan pun sudah disiapkan. Seperti ritual tepung tawar, atraksi silat, pentas seni, dan tentunya kuliner terbaik untuk menjamu Gubernur Ansar beserta rombongan.
Kehadiran Ansar dimanfaatkan warga untuk menyampaikan keluh kesah mereka. Kepala Desa Mentuda, Darmawan yang mewakili masyarakat desa itu mengatakan, bahwa warga desa merindukan ketersediaan jaringan internet, serta aliran listrik yang saat ini belum terakses dengan baik.
“Dengan hadirnya Bapak Gubernur sekarang, ke depannya bisa ada solusi,” katanya.
Darmawan, juga menyampaikan, selama ini warga di desa itu hanya mengandalkan jalur laut untuk akses transportasi. Itupun kata dia, sangat bergantung dengan kondisi pasang dan surutnya air.
“Ketika air pasang kami bisa beraktivitas, namun kalau surut kami hanya bisa diam di desa tanpa bisa apa-apa,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat setempat Islam Haris juga mengeluhkan hal yang serupa. Ia dan masyarakat di desa tersebut sangat menginginkan supaya Pemprov Kepri dapat membangun akses jalur darat menuju Daik melalui Sei Tenam.
“Karena Mentuda ini masih terisolasi, akses hanya lewat sungai, pasang surut menentukan. Pernah ada masyarakat yang hamil dan terpaksa melahirkan di pompong, dan anaknya meninggal,” tuturnya.
Gubernur Ansar menjawab, khusus untuk akses internet, Pemprov Kepri berupaya memaksimalkan penanggulangan titik-titik blank spot yang ada di Kepri, termasuk di Kabupaten Lingga, dan lebih khusus uituk Desa Mentuda.
“Waktu baru dilantik, saya bersama Dinas Kominfo langsung ke Kemekominfo RI. Kita usulkan 111 BTS agar di bangun di Kepri. Dan Alhamdulillah disetujui 77 BTS. Sebanyak 28 BTS di antaranya dialokasikan di Kabupaten Lingga, selebihnya dibagi-bagi di kabupaten da kota lain,” jelas Ansar.
Gubernur juga meyakinkan, saat ini Pemprov Kepri sedang menggesa hingga batas waktu akhir Oktober akses internet di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3 T) sudah bisa terlayani dengan baik.
“Semoga saja, usaha kita ini lancar . Kita betu doa dari masyarakat semua,” katanya.
Begitu juga menyangkut akses jalan yang diidamkan masyarakat Mentuda, anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan itu diperkirakan mencapai Rp 60 miliar.
Namun demikian, sambungnya, Pemprov Kepri sejauh ini masih mengkaji ulang secara teknis rencana pembangunan jalan tersebut, karena dikhawatirkan jalur yang akan dilalui bersinggungan dengan hutan lindung.
“Dan itu prosesnya akan sedikit rumit. Masalah jalan perlu kita kaji, kita diskusikan, mana yg paling efektif dibangun aksesnya. Kita hindari hutan lindung. Intinya saya akan dorong ini untuk menindaklanjuti,” kata Ansar.
Begitu juga menyangkut persoalan listrik, Gubernur Ansar akan segera mengomunikasikan hal ini kepada PLN.
“Persoalan listrik ini tidak hanya untuk di Mentuda, tetapi juga untuk di daerah lain di Kepri yang masing belum teraliri listrik dengan maksimal,” tuturnya.
Selain mendengarkan keluh kesah warga, Gubernur Ansar dalam kunjungannya itu juga berkesempatan untuk membuka turnamen Sepakbola Mentuda Cup V.(kar)