JAKARTA (HAKA) – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengusulkan pasokan gas dari blok-blok Natuna diarahkan untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, khususnya Kepri.
Usulan ini disampaikan Gubernur Ansar dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi XII DPR RI di DPR RI, Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Dalam rapat itu Ansar menjelaskan, bahwa saat ini, gas dari beberapa blok di Natuna seperti Blok Kakap, Blok Natuna Sea, dan Blok South Natuna Sea B sebagian besar diekspor ke Singapura tanpa adanya kewajiban Domestic Market Obligation (DMO).
Sementara itu di sisi lain, pada tahun 2028 – 2029 kontrak tiga blok gas utama di Natuna akan segera berakhir. Untuk Blok Kakap yang dikelola oleh Star Energy akan habis kontraknya pada Maret 2028.
Lalu, Blok Natuna Sea yang dipegang oleh Premier Oil akan berakhir pada Oktober 2029, dan Blok South Natuna Sea B yang digarap oleh Medco akan mengakhiri kontraknya pada Oktober 2028.
“Ke depan, dengan berakhirnya kontrak ini, kami berharap sebagian produksi gas dapat memenuhi kebutuhan domestik, khususnya di Kepri,” katanya.
Selain itu lanjutnya, Kepri juga akan mendapatkan potensi tambahan energi baru di Natuna, yaitu Blok Duyung dan Blok East Natuna milik Conrad.
Blok Duyung dijadwalkan mulai memproduksi gas pada kuartal IV 2026, sementara Blok East Natuna akan memulai produksi pada kuartal II 2027.
“Kami berharap gas dari kedua blok ini dapat juga digunakan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jika dikelola dengan baik, kebutuhan gas di Kepri akan terpenuhi,” harapnya.
Menurut Ansar, saat ini Kepri menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan gas. Pada tahun ini, total permintaan gas diperkirakan mencapai 162,26 Billion British Thermal Units per Day (BBTUD), sementara pasokan hanya sebesar 109,576 BBTUD, sehingga terjadi defisit 53 BBTUD.
“Puncak kebutuhan gas diproyeksikan terjadi pada 2027 dengan total permintaan mencapai 297,83 BBTUD,” jelasnya.
Pada waktu itu, Ansar mengapresiasi rencana pembangunan infrastruktur gas oleh PGN dan PLN. PGN akan membangun pipa sepanjang 4 km dari Pulau Pemping ke Batam, yang diperkirakan selesai pada Juni 2026.
“Infrastruktur ini memungkinkan gas dari dua blok baru di Natuna, yaitu Blok Duyung dan Blok East Natuna, untuk dialirkan ke Batam,” sebutnya.
Sedangkan PLN, lanjutnya, berencana membangun pipa gas dari Batam ke Bintan pada tahun 2027, sekaligus meningkatkan kapasitas interkoneksi listrik antara Batam dan Bintan, yang saat ini hanya mencapai 110 MW.
“Dengan dukungan pemerintah pusat dan langkah strategis ini, saya yakin Kepri akan terus berkembang menjadi destinasi investasi yang kompetitif di tingkat nasional dan internasional,” pungkasnya.(kar)