Site icon Harian Kepri

Awal Tahun, Kepri Berpotensi Dilanda Banjir Rob dan Gelombang Tinggi

Banjir rob yang menggenangi Jalan Merdeka, Kelurahan Tanjunguban, Kabupaten Bintan beberapa waktu lalu-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Di awal tahun 2025, sejumlah wilayah Provinsi Kepri berpotensi dilanda bencana banjir rob dan gelombang tinggi.

Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menyampaikan, potensi banjir rob berpotensi terjadi di wilayah pesisir di lima kabupaten/kota di Kepri. Yakni, di Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, dan Dabo, Kabupaten Lingga.

“Potensi banjir rob terjadi karena fenomena bulan baru pada 31 Desember 2024 yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (1/1/2025).

Dia menguraikan, potensi banjir rob di wilayah pesisir Kota Batam diprediksi terjadi pada 31 Desember – 4 Januari 2025, untuk di Dabo Singkep pada 29 Desember – 3 Januari 2025.

Kemudian, di Karimun berpotensi terjadi pada 29 Desember – 3 Januari 2025, wilayah pesisir Kabupaten Bintan, 30 Desember – 3 Januari 2025, dan di wilayah pesisir Tanjungpinang pada 29 Desember – 3 Januari 2025.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut,” imbaunya.

Karena, kata dia, potensi banjir rob itu, secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

“Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG melalui maritim.bmkg.go.id,” pesannya.

Sementara itu, di sisi lain, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini adanya potensi Bibit siklon 94S di Samudra Hindia selatan Jawa memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi
gelombang.

Prakirawan BMKG, Capriati Ariska Putri menyampaikan, dari hasil pengamatan BMKG saat ini kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Samudra Pasifik Utara Papua.

Putri mengatakan, gelombang dengan tinggi 2.5 – 4.0 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara. Selain itu gelombang dengan tinggi 1.25 – 2.5 meter juga berpeluang terjadi di Laut Natuna.

“Tinggi gelombang tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” pesannya.(kar)

Exit mobile version