Site icon Harian Kepri

Bakri Ungkap Alasan Putri Aisyah Tak Tinggal di Rumah Singgah Pemko di Jakarta

Plt Kadiskes Kota Tanjungpinang, Nugraheni-f/zulfan-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala IGD RSUD Tanjungpinang, Bakri menjelaskan, alasan kenapa keluarga dan pasien Putri Aisyah yang mengalami musibah tumor mata tidak menginap di rumah singgah milik Pemko Tanjungpinang di Jakarta, dan memilih rumah sewa.

“Saya tahu persoalannya, karena saya ikut datang juga ke rumah singgah tersebut. Aturannya memang cuma maksimal bisa diisi satu pasien dan satu pendamping,” sebutnya.

Sementara sambung Bakri, pasien yang diantarnya ini turut didampingi oleh abangnya, bapaknya, ibu dan kerabatnya.

“Otomatis kan tidak terpenuhi tempat tidurnya. Oleh karena itu, mereka (keluarga) pasien berunding dan berinisitaif untuk mencari rumah kos, yang akhirnya dapat sekitar harga Rp 900 ribu per bulan kalau tak salah,” ucapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain rumah singgah, Pemko Tanjungpinang juga membiayai tiket pulang pergi, termasuk uang makan per hari per orang sebesar Rp 25 ribu.

“Kemarin ada dikirim dari Dinkes sebesar Rp 300 ribu untuk 6 hari ke rekening Sukateman (bapaknya). Memang untuk hari selanjutnya belum dibayar, dan saya sudah telpon orang dinkes agar segera dibayar uang makannya untuk dua minggu ke depan,” sebutnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Tanjungpinang, Nugrah Heni mengatakan, bahwa terkait untuk penanganan medis sudah dikoordinasikan langsung oleh BPJS Tanjungpinang ke kantor pelayanan BPJS yang ada di RSCM.

“Berdasarkan rapat bersama bu wali minta tolong agar BPJS bisa memfasilitasi penanganan medis secepatnya. Kalau bicara keterlambatan penanganan memang banyak yang ngantre,” ungkapnya.

Nah, sekarang ini, pihaknya hanya tinggal menunggu jawaban dari pelayanan BPJS pusat apakah bisa diprioritaskan atau tidak.

“Kalau tidak. Maka akan dirujuk ke rumah sakit lain dengan tipe yang sama, agar pasien ini bisa ditangani secepatnya. Insya Allah hal itu bu wali sangat serius memantau perkembangan pasien ini,” sebutnya.

Sedangkan bicara biaya, lanjut dia, Pemko Tanjungpinang sudah sesuai dengan mekanisme sebelumnya.

“Yaitu ditanggung cuma dua orang yakni satu pasien dan satu pendamping. Baik tiket, biaya makan Rp 25 ribu per orang per hari. Nanti dikirim per minggu, kalau semakin lama di sana, juga tetap kami akan kirim. Selain itu juga difasilitasi mobil operasional untuk mengantar pasien,” tukasnya.(zul)

Exit mobile version