Site icon Harian Kepri

Bisa Tambah Pendapatan, DPRD Kepri Minta Pemprov Tingkatkan Budidaya Lobster

Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin-f/istimewa-dokpribadi

TANJUNGPINANG (HAKA) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri melalui Sekretaris Komisi II, Wahyu Wahyudin meminta kepada Pemprov Kepri untuk meningkatkan produksi budidaya lobster.

Karena menurutnya, kondisi geografis Kepri yang sebagian besar lautan dan berada di wilayah perbatasan, sangat potensial untuk dijadikan sebagai percontohan budidaya lobster di Indonesia.

“Kepri yang 96 persen wilayahnya berupa kelautan dan berada di perbatasan negara, sangat potensial untuk menjadi pilot project budidaya lobster di Indonesia,” katanya, kemarin.

Wahyu menjelaskan, kegiatan budidaya lobster ini tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Dalam praktiknya, pemerintah bisa menggaet investor swasta ataupun perusahaan plat merah, namun tetap menggaet nelayan lokal.

“Nelayan lokal harus diberdayakan, harus ada transfer pengetahuan ke nelayan. Nanti mereka bisa budidaya sendiri sehingga sejahtera,” jelasnya.

Politisi PKS itu melanjutkan, selain dapat menyejahterakan nelayan, kegiatan budidaya lobster ini juga akan menambah pendapatan negara.

“Karena PNBP pastinya akan meningkat, jadi tidak ada ruginya jika segera dilaksanakan,” tuturnya.

Sebagai informasi, pada 11 Oktober 2024 lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono meresmikan modeling budidaya lobster di Batam.

Modelling ini mengisyaratkan keseriusan Menteri Trenggono untuk menjadikan lobster sebagai salah satu komoditas penting perikanan Indonesia.

Dia menjelaskan bahwa pembangunan modeling ini merupakan tindak lanjut implementasi terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster.

Trenggono menuturkan, pembangunan modeling tersebut merupakan salah satu strategi pemerintah untuk memperkuat peran Indonesia dalam pengelolaan lobster.

“Kelemahannya hanya masalah bibit lobster, dan mayoritas sumber bibitnya berasal dari Indonesia. Tidak kurang dari 500 juta bibit setiap tahun yang melayang, triliunan rupiah harta bangsa ini melayang ke negara lain, tanpa kita mendapatkan satu perak pun,” sebutnya.(kar)

Exit mobile version