TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan, bahwa ketersediaan air tanah di Pulau Bintan masih cukup, meskipun ada ancaman kekeringan.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Vivi, menjelaskan bahwa Pulau Bintan termasuk daerah yang tidak mengalami musim kemarau, sehingga hujan tetap turun meski dengan intensitas yang rendah.
“Sepanjang tahun, Pulau Bintan tetap menerima hujan, meski pada bulan Juli dan Agustus ini intensitas hujan lebih rendah dibandingkan sebelumnya,” kata Vivi kepada hariankepri.com, Sabtu (10/8/2024).
Dia menjelaskan bahwa berkurangnya curah hujan bisa berpotensi menyebabkan krisis air, terutama di daerah yang rentan kekeringan atau dataran tinggi.
Vivi mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dan hemat dalam penggunaan air, terutama air sumur, untuk mengantisipasi kemungkinan kekeringan.
Menurutnya, sesuai pada pengalaman kekeringan yang pernah melanda Pulau Bintan pada tahun 2015, Bintan dan Tanjungpinang mengalami krisis air tanah.
Untuk itu, dia menekankan perlunya membatasi penggunaan air meski beberapa hari ke depan masih ada potensi hujan, meskipun hanya bersifat lokal.
“Kami mengeluarkan peringatan tentang potensi kebakaran akibat cuaca panas dan angin kencang. Kasus kebakaran di Tanjungpinang dan Bintan meningkat belakangan ini,” tukasnya. (dim)