Site icon Harian Kepri

Bocah Gagal Ginjal, Butuh Bantuan Donatur

Bocah gagal ginjal

NATUNA (HAKA) – Muhammad Fahri Fikrudin (5), buah hati dari pasangan Juarton (34) dan Rupia (32) warga Semedang, Kecamatan Bunguran Batubi didiagnosa gagal ginjal akut.

Fahri yang masih duduk dibangku sekolah TK itu kini tengah terbaring lemas dengan sejumlah peralatah medis terpasang di tubuh mungilnya. Seperti, selang infus, selang oksigen serta selang detak jantung. Ia sudah lima hari terbaring di ruang ICU RSUD Natuna.

Sementara itu ayah Fahri, Juarton yang sehari-hari bekerja sebagai honorer di Kantor Desa Semedang dan istrinya bingung. Karena, Fahri harus dirujuk ke RSCM untuk melakukan operasi sebagaimana yang disarankan dokter dan pihak RSUD Natuna tempat Fakhri dirawat saat ini.

“Kami sedih dan bingung, Bang. Kalau dilakukan operasi tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Sementara kehidupan kami sangat sederhana sekali,” ucap Juarton di rumah sakit, Rabu (22/2).

Sebelum dirujuk ke RSUD, Fahri sempat dirawat di Puskesmas dengan gejala demam tinggi, kemudian batuk disertai pilek.

“Setelah dirawat di RSUD baru diketahui jika anak saya mengalami gagal ginjal akut. Ini setelah dites laboratorium seperti air seni yang berwarna dan berbusa dan cek darah. Dia juga sempat mendapat tranfusi darah,” katanya.

Dia juga harus cuci darah, tetapi di RSUD Natuna alat medis kurang lengkap. Sehingga harus dirujuk ke RSCM. Hanya saja untuk ke Jakarta, Juarton harus menyiapkan 12 kursi pesawat.

“Mana ada saya uang sebanyak itu, 12 kursi itu sudah minimal sekali. Dan lagi harga tiket Natuna Jakarta satu juta lebih per kursi,” jelasnya.

Saat memikirkan tingginya biaya pengobatan anaknya, Juarton mengaku bingung bahkan pasrah. Jika tak ada yang membantu maka anaknya akan di bawa pulang dan melakukan pengobatan apa adanya.

“Kami sudah pasrah, kalau tak ada biaya dan yang membantu ya mau di apakan lagi. Semua diserahkan ke Yang Maha Kuasa. Namun dari lubuk hati yang paling dalam saya pingin dia sembuh,” sebut dia pasrah.

Sementara itu pihak Dinas Kesehatan Pemda Natuna yang mendampingi pengobatan Fakhri, Irfan Nugraha mengaku pengobatan pasien membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Untuk pengobatan sudah ditanggung oleh pemerintah daerah melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Hanya saja untuk akomodasi mulai dari keberangkatan hingga kebutuhan penginapan serta biaya sehari diluar tanggung jawab Jamkesda orangnya tak mampu,” tegasnya. (fer)

Exit mobile version