TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Panusunan Siregar, pesimis dengan upaya Provinsi Kepri yang menargetkan mampu untuk merelalisasikan target pertumbuhan ekonomi 5,85 persen di tahun 2017 ini.
“Sangat tidak mungkin. Apalagi, saat ini kita berada di titik dua terendah dibandingkan provinsi lainnya,” ujarnya, Rabu (27/09/2017).
Alasannya kata dia, keterpurukan perekonomian Kepri yang saat ini sudah mencapai pada titik kritis yakni di angka 1,52 persen.
Yang mana saat ini Kepri menduduki peringkat kedua bawah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.
Penyebab buruknya performa perekonomian di Kepri karena dipengaruhi oleh menurunnya sektor pengolahan di Kota Batam.
Dipaparkannya, ada beberapa sektor yang menjadi pemicu terpuruknya pertumbuhan ekonomi Kepri. Yakni, sektor industri pengolahan, infrastruktur, dan pertambangan. Ditambah lagi, selama ini 71 persen geliat eonomi Kepri ditentukan oleh Batam.
“Jika ekonomi Batam meningkat satu persen, maka menyumbang 0,76 persen pertumbuhan ekonomi Kepri. Dan, berlaku sebaliknya jika menurun. Jadi sudah jelas, mengapa ekonomi kita anjlok. Karena, sektor industri di Batam sedang sangat merosot, maka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kepri,” sebut Panusunan.
Sebelumnya, Gubernur Provinsi Kepri Nurdin Basirun menyebutkan, Pemprov Kepri akan terus berupaya untuk menenuhi target capaian pertumbuhan ekonomi 5,85 persen di tahun 2017 ini.
Langkah strategis yang akan ditempuh Pemprov Kepri untuk mengejar target tersebut dengan melakukan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah di Provinsi Kepri. Selain itu, Pemprov Kepri juga akan mendorong seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk merealisasikan seluruh kegiatan dalam APBD 2017.
“Akan terus kita dorong pelaksanaan kegiatan APBD di setiap masing-masing OPD,” sebutnya.(kar)