TANJUNGPINANG (HAKA) – Cat Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, yang baru selesai direnovasi pada tahun 2022, dengan anggaran sekitar Rp 5 miliar sudah mulai terkelupas.
Padahal pekerjaan revitalisasi masjid itu baru saja diresmikan oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad pada, Senin (6/3/2023) lalu.
Sepanjang pantauan Senin (24/4/2023), hampir sebagian besar dinding bagian dalam masjid tersebut terdapat noda, berukuran besar hingga kecil bekas cat yang mengelupas.
Kondisi itu pun membuat para pengunjung yang datang bertanya-tanya. Sebab, mereka mengetahui jika masjid tersebut baru saja direnovasi, namun kondisi catnya sudah mengelupas.
Seperti yang disampaikan oleh Reno, warga Km 8, Kota Tanjungpinang yang pada waktu itu datang untuk berwisata mengisi waktu libur Idul Fitri.
Pria yang waktu itu datang bersama keluarganya itu mengaku kaget sekaligus sedikit kecewa setelah melihat kondisi dinding masjid tersebut.
“Terkejut, karena baca diberita baru siap direnovasi sekali lihat banyak yang mengelupas,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Lia, warga Kota Tanjungpinang lainnya. Ia berharap, Pemprov Kepri bisa memperbaiki kembali dinding masjid tersebut, agar dapat kembali seperti sediakala.
“Mudah-mudahan, bisa cepat diperbaiki. Sayang kalau dibiarkan macam gini,” tuturnya.
Menanggapi kondisi itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri, Adi Prihantara secara tegas menyatakan, jika kerusakan dinding masjid itu sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab CV Bina Ulma selaku kontraktor pelaksana.
“Karena itu masih dalam masa pemeliharaan. Jadi sebelum habis masa pemeliharaan tanggungjawabnya masih ada,” katanya, yang ditemui di Kantor Gubernur Kepri, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Rabu (26/4/2023).
Menurutnya, kerusakan yang terjadi di dinding masjid tersebut karena kurangnya pemahaman kontraktor pelaksana dalam melakukan pekerjaan pengecatan di dinding masjid tersebut.
Karena, kata Adi, dalam melakukan pengecatan tembok masjid tersebut memerlukan teknik khusus. Sebab, jika tidak maka, kualitas cat lama akan kalah dengan cat baru dan pasti akan berdampak pada terkelupasnya cat yang baru.
“Demikian juga kalau kualitas cat lama lebih tinggi dengan cat yang sekarang (baru) juga akan rontok. Jadi harus menguasai teknik pengecatan. Itu saja,” tegasnya.
Pemprov Kepri sendiri sambungnya, sangat menyayangkan kondisi itu bisa terjadi. Sejatinya renovasi yang dilakukan di masjid itu bertujuan untuk mempercantik.
Namun, karena kurangnya pemahaman kontraktor pelaksana membuat kondisi dinding masjid itu kini menjadi kurang elok untuk dipandang.
Sejauh ini lanjut Adi, Pemprov Kepri dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPR P) Provinsi Kepri sudah berkoordinasi dengan CV Bina Ulma untuk segera memperbaiki kerusakan dinding Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat.
“Kita minta kontraktor agar perbaikan itu dilakukan sesegera mungkin,” pungkasnya. (kar)