Site icon Harian Kepri

Cegah Stunting Lebih Dini, Ansar Fokus ke Asupan Gizi Remaja Putri di Kepri

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dan Ketua TP PKK Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari berfoto bersama siswa remaja putri usai kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi, di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Selasa (26/10/2022)-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, bahwa berdasarkan data stunting Kemenkes, setiap bayi yang lahir memiliki 23 persen risiko stunting, dengan panjang badan di bawah 48 persen.

“Sisanya, 77 persen atau hampir 80 persen terjadi sesudah lahir. Sehingga perlu ada dua intervensi, yakni sebelum dan sesudah kelahiran,” katanya saat memberikan sambutan secara virtual dalam kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang, Rabu (26/10/2022) kemarin.

Budi melanjutkan, adapun langkah pencegahan untuk stunting, dengan memastikan remaja putri di Indonesia saat ini terpenuhi gizinya dan tidak kekurangan darah merah.

“Kalau remaja putri Indonesia saat ini sudah kekurangan darah dan gizinya kurang, maka saat kehamilan nanti resiko janin tersebut kena stunting bisa lebih besar, ini yang sangat kita antisipasi dengan pemberian tablet tambah darah,” sebutnya.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa ia akan menggalakkan konsumsi tablet penambah darah secara rutin, tiap pekan kepada siswa remaja putri di seluruh sekolah.

“Saya akan memberikan instruksi langsung ke kepala sekolah agar aksi ini benar-benar berjalan dan dilaksanakan,” katanya yang dalam kesempatan itu didampingi Ketua TP PKK Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari.

Selain itu sambung Ansar, Pemprov Kepri juga meminta kepada setiap sekolah, untuk memperhatikan pemenuhan gizi dan menjaga pola hidup sehat siswa di sekolahnya.

“Ini karena kita ingin anak-anak di Kepri bisa terus sehat,” tegasnya

Sebagai informasi, dari hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) melaporkan bahwa selama tahun 2021 telah terjadi peningkatan prevalensi angka stunting di Kepri, yaitu dari 16,8 persen menjadi 17,6 persen.

Sedangkan, berdasarkan Hasil Riset Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) Tahun 2021 se-Indonesia untuk temuan kasus balita dengan status pendek (stunting) Provinsi Kepri berada di posisi terbaik keempat.

Bila merujuk dari hasil analisis persentase pendek (stunting) pada anak balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 dengan target sebesar 20 persen dapat tercapai sebesar 17,6 persen sehingga capaian kinerja sebesar 113,6 persen atau dalam kategori sangat baik.(kar)

Exit mobile version