BINTAN (HAKA) – Ibu Feni (33) yang sering disapa Embak Yu, memiliki usaha Ayam Geprek Kijang sejak akhir 2017. Kini usaha kecil rumah tangga itu, sudah memiliki tempat sendiri dan beromset hingga sekitar Rp 20 juta per bulan.
Saat ditemui hariankepri.com, Kamis (9/3/2023), di tempat usahanya, di Simpang Tiga Jalan Sei Datuk, Kelurahan Kijang Kota, ibu tiga anak ini menceritakan awal mula merintis usaha kulinernya.
“Itu berawal dari anak-anak dan suami yang suka makan ayam krispi. Mereka sering belanja ke Tanjungpinang. Saya pun mulai mencari cara, agar tidak keseringan membeli ayam krispi,” ungkapnya.
Pasalnya, kata Feni, kehidupan mereka saat itu juga pas-pasan. Sehingga ia pun mulai membuka referensi di internet tentang tips membuat krispi ayam.
Kemudian, ia pergi ke Pasar Barek Motor Kijang untuk membeli bahan krispi seperti tepung, minyak goreng, ayam, maupun penyedap rasa lainnya. Lalu, ia mulai membuat ayam krispi rumahan.
“Saya langsung praktikan membuat tepung krispi ayam untuk hidangan makan siang maupun malam ke anak-anak dan suami,” tutur Feni.
Ternyata mereka suka dan ketagihan. Krispi ala ibu rumah tangga itu dirasa hampir menyerupai, dengan ayam krispi yang sering mereka beli di Kota Tanjungpinang tersebut.
“Mulai dari situ, anak-anak dan suami suka ayam krispi dari saya,” tuturnya.
Melihat potensi sang istri, suami menyarankan kepada Feni, untuk memulai usaha kecil-kecilan rumahan, karena krispi yang dia buat itu layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
“Awalnya saya mencoba memasarkan ayam krispi dan ayam geprek,” ucapnya.
Seiring berjalannya waktu, pelan-pelan banyak warga Kijang yang memesan ayam geprek, tanpa menghilangkan rasa krispinya.
Maka dengan dua menu itu, saya memadukan 2 rasa dalam satu hidangan bumbu yaitu, ayam geprek tanpa menghilangkan rasa krispi. Yakni ayam geprek krispi,” ujarnya.
Feni mulai merintis usaha Ayam Geprek Kijang nya dengan memasarkan lewat media sosial miliknya seperti facebook maupun Instagram untuk wilayah Kijang.
Modal pertama untuk menjual ayam geprek sebesar Rp 200 ribu, dengan harga per porsi ayam sama nasi Rp 15 ribu. Ternyata, ini mendapat respon dari warga di media sosial (medsos).
“Kebetulan di Kijang kan belum ada yang jualan ayam geprek, dan sudah banyak orang mulai suka jenis ayam itu,” ceritanya saat itu.
Alhasil ada yang pesan 10 kotak di hari pertama. Bahkan, dirinya yang mengantarkan sendiri ke alamat rumah konsumen, yang berada di Kelurahan Kijang Kota.
“Alhamdulillah, mulai warga Kijang banyak memesan ayam geprek yang saya buat itu,” terangnya.
Atas kerja kerasnya itu, Feni mulai ada karyawan yang membantu dirinya untuk memanage usahanya. Saat itu rata-rata penghasilannya (omset) Rp 700 ribu per hari.
“Alhamdulillah, dari pendapatan Rp 200 ribu per hari, sekarang sudah Rp 700 ribu per hari,” sebutnya.
Bahkan tempat usahanya mulai diperbesar lagi berbarengan dengan Kedai Kopi Embak Yu. Sekarang menunya pun ada beberapa tambahan.
“Ayam geprek Rp 20 ribu, ada ayam goreng Rp 20 ribu, nasi goreng Rp 12 ribu dan makanan lainnya,” tuturnya.
Saat ini, pelanggannya sudah mulai merambah ke kantor pemerintahan di seputaran Bintan Timur, termasuk katering makanan.
Feni pun mengajak, warga dari luar Kijang untuk mampir mengunjungi Ayam Geprek Embak Yu, dengan beragam menu yang memanjakan lidah konsumen.
“Bagi yang berminat pesan menu Embak Yu dapat memesan di nomor kontak 082288034949,” pungkasnya. (rul)