ANAMBAS (HAKA) – Kehadiran maskapai Express Air yang melayani rute Tanjungpinang-Palmatak-Tanjungpinang memang sangat membantu transportasi di Anambas. Namun, kehadiran maskapai Express Air tersebut hanya dinikmati oleh Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Coba cek Bandara Matak, penggunanya hanya itu-itu saja, dan tidak pernah dirasakan oleh masyarakat,” keluh salah satu warga Palmatak, Abdul Rajak, Jumat (3/2/2017).
Rajak mengakui, harga tiket untuk dapat terbang menggunakan Maskapi Express Air tersebut sangat tinggi. Waktu tempuh Express Air hanya 55 menit dari Tanjungpinang-Palmatak.
“Maskapai ini sudah beroperasi sejak September 2016 lalu. Namun, harga tiket hanya turun Rp 200.000. Awalnya harga tiket Rp 1.400.000, mengalami penurunan menjadi Rp 1.200.000. Mungkin bagi ASN ini tidak seberapa, karena menjalankan tugas. Tetapi kami masyarakat, belum pernah merasakan Maskapai Express Air ini. Bahkan untuk keadaan terdesak pun, kami rela menunggu KM Bukit Raya atau feri cepat,”ujarnya.
Dia berharap, Pemkab Anambas dan Pemprov Kepri membantu warga untuk masalah ini. Paling tidak dengan menekan harga tiket.
“Sebenarnya kami tidak menghitung keuntungan pihak Express Air, tetapi tolong lah dievaluasi kembali, supaya semua masyarakat Anambas merasakan manfaatnya,”harapnya.
Del warga lainnya juga mengeluhkan kebijakan maskapai Express Air yang terkesan memberatkan penumpang. Pasalnya, apabila bagasi penumpang lebih dari 10 Kilogram, maka akan dikenakan biaya Rp 30.000 per kilogramnya.
“Pesawat boeing aja tidak seperti itu, namun Express Air ini terlalu tinggi membuat kebijakan seperti itu,” ujarnya. (sna)