
TANJUNGPINANG (HAKA) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjungpinang, kembali menemukan empat kasus baru positif Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada periode Januari 2025.
“Pada Januari 2025 ada sebanyak empat orang mengidap HIV. Dua orang ber KTP Tanjungpinang dan dua orang luar,” ujar Kepala Dinkes Tanjungpinang Rustam, beberapa waktu lalu.
Sementara, jumlah total kasus positif HIV di Tanjungpinang sejak tahun 2022 hingga sekarang tercatat 368 orang. Menurut Rustam, dari ratusan kasus itu, jumlah kasus positif HIV pada pria lebih dominan dibanding perempuan.
“Kasus positif HIV pada laki-laki ada sebanyak 264 orang atau 71,7 persen, sedangkan perempuan hanya 104 orang atau 28,3 persen,” jelasnya.
Rustam menyebutkan, kelompok resiko yang paling banyak mengidap HIV adalah Lelaki Seks Lelaki (LSL), dengan rincian 47 orang pada tahun 2022, 54 orang pada tahun 2023, 38 orang pada tahun 2024 dan 2 orang pada tahun 2025.
Dinkes Tanjungpinang, lanjutnya, sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penderita HIV di Kota Gurindam, mulai dari sosialisasi HIV dan penularannya.
Kemudian pelayanan konseling dan testing sukarela secara jemput bola atau mobile Voluntary Counselling & Testing (Mobile VCT) secara berkala di lokasi tertentu.
Melakukan sosialisasi penggunaan obat profilaksis pra pajanan (PrEP) pada kelompok beresiko tinggi, bekerjasama dengan klinik untuk meningkatkan akses layanan kesehatan termasuk konseling dan tes HIV.
“Kita juga melakukan Kolaborasi antara dinkes, LSM dan komunitas peduli HIV AIDS, serta melakukan kampanye edukasi yang menyasar pada kelompok remaja dan kelompok beresiko tinggi,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mencegah penularan HIV AIDS dengan tidak melakukan hubungan seks bebas sebelum menikah, tidak berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan narkoba apalagi jarum suntik narkoba secara bergantian.
“Menghindari perilaku seksual beresiko termasuk hubungan seks sesama jenis, melakukan pemeriksaan medis jika terdapat gejala yang memcurigakan atau pernah melakukan seks beresiko dan rutin memeriksakan diri selama hamil,” imbuhnya. (sah)